PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Alit namanya. Masjid itu berada di Dusun Bandulan, Desa Ploso, Kecamatan Punung. Masjid tersebut didirikan Agus Sarmanto pada medio 2017-2018.
Boleh dibilang, rumah ibadah itu miniaturnya Masjid Nabawi di Madinah. Idenya memang mengadopsi gaya arsitektur masjid terbesar di dunia tersebut. Pembangunannya menelan anggaran sekitar Rp 2 miliar. ‘’Ketika menunaikan haji, saya sangat takjub dengan kemegahan Masjid Nabawi. Akhirnya saya berniat membangun masjid serupa di sini,’’ kata Agus Sarmanto, Selasa (26/4).
Mengapa dinamakan Masjid Alit? Karena struktur bangunannya lebih kecil dari Masjid Nabawi. Struktur bangunannya mirip. Pintu utama diperkaya interior kaligrafi yang berwarna keemasan dan elegan. Lampu hiasnya artistik. Berlantaikan marmer dan granit kelas wahid. Halaman masjid dipasangi payung hidrolik serupa peneduh di Masjid Nabawi. Dengan spesifikasi ukuran yang lebih kecil. ‘’Desainnya kami buat semirip mungkin dengan Masjid Nabawi agar suasananya serasa di Tanah Suci,’’ ungkapnya.
Selain menjadi tempat ibadah, masyarakat yang penasaran mulai berdatangan, bahkan rela menginap. Agus berharap masyarakat yang datang tak sekadar berwisata, melainkan memantapkan niatnya untuk beribadah ke Makkah dan Madinah. Setidaknya, masjid ini dapat menjadi pelipur kerinduan bagi siapa pun yang belum berkesempatan ke Tanah Suci. Seperti kata Emha Ainun Nadjib dalam puisinya, begitu engkau bersujud terbangunlah ruang yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid. (hyo/c1/fin/her)