PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Tradisi rontek gugah sahur kembali eksis pada Ramadan kali ini. Seperti yang terlihat di Kecamatan Pacitan. Anak-anak, remaja hingga orang dewasa terlibat dalam sahur on the road itu.
Dengan membawa kentongan, mereka berjalan kaki berkeliling desa sembari bernyanyi lengkap dengan musik pengiringnya. Kegiatan itu dilakukan bertujuan untuk membangunkan umat muslim yang ingin melaksanakan sahur. Tak jarang kegiatan tersebut menjadi tontonan bagi masyarakat lainnya.
Namun demikian, tradisi rontek gugah sahur itu juga tak lepas menjadi ajang tawuran oleh sejumlah oknum. Sehingga demi menjaga kondusivitas lingkungan, ratusan aparat gabungan turut mengamankan kegiatan tersebut.
Kapolsek Pacitan AKP Sugeng Rusli Muslan mengatakan, berdasarkan pemetaan tahun-tahun sebelumnya, terdapat sembilan titik rawan terjadi bentrok antarkelompok rontek gugah sahur. Di antaranya, di Desa Arjowinangun, Sirnoboyo, Tanjungsari, Mentoro, Purworejo dan Kelurahan Sidoharjo.
”Pengamanan juga melibatkan anggota TNI dan Satpol PP. Kami berpatroli ke beberapa titik itu untuk mengamankan kegiatan rontek gugah sahur,” katanya, Minggu (26/3).
Pihaknya memastikan pengamanan kegiatan rontek gugah sahur itu dilakukan hingga Lebaran mendatang. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ini tidak sampai menimbulkan keresahan masyarakat. ”Kami mendorong kepada masyarakat untuk menjadikan rontek gugah sahur ini sebagai tradisi positif pada saat Ramadan. Bukan malah sebaliknya sebagai ajang bentrok antara kelompok rontek dari desa yang satu dengan lainnya,” terang Sugeng. (gen/her)