PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai mengancam kesehatan masyarakat Pacitan. Sepanjang Januari tahun ini, dinas kesehatan (dinkes) setempat melaporkan 8 orang warga harus menjalani perawatan di puskesmas maupun rumah sakit karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu. Bahkan, seorang di antaranya meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Korban berinisial MO asal Dusun Suruhan, Desa Sirnoboyo, Kecamatan Pacitan. Sebelum meninggal, pria 43 tahun itu sempat menjalani perawatan di RSUD dr Darsono sejak awal Januari lalu. Pascakejadian tersebut pihak pemerintah desa (pemdes) setempat langsung mengimbau warga di Dusun Suruhan untuk menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
‘’Fogging juga kami lakukan bersama dengan warga ke seluruh dusun untuk mengantisipasi meluasnya kasus DBD,’’ kata Kepala Desa (Kades) Sirnoboyo Eko Haryono kemarin (27/1).
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pacitan Nur Farida menyebutkan, pada awal tahun ini saja terdapat 8 kasus DBD yang tersebar di tiga wilayah. Meliputi Kecamatan Ngadirojo, Pacitan dan Punung. ‘’Di sana (hasil penyelidikan epidemiologi) didapati penularan nyamuk signifikan,’’ ungkapnya.
Farida menjelaskan, pihaknya akan melakukan fogging saat ada laporan masuk ke puskesmas dengan membawa data hasil laboratorium. Kemudian puskesmas turun melakukan penyelidikan epidemiologi untuk membuktikan apakah ada penyebaran DBD di daerah tersebut. Selanjutnya, jika terbukti ada, maka akan dilakukan fogging khusus. ‘’Tidak semua kami fogging. Ada kriteria khususnya. Seperti ada temuan penyakit baru dan demam tinggi dalam beberapa hari,’’ jelas Farida.
Meski terdapat satu orang meninggal dunia, Farida memastikan kasus kematian penderita DBD di Desa Sirnoboyo itu tidak murni. Melainkan korban memiliki riwayat penyakit penyerta lain. ‘’Agar penanganan penyakit optimal, kami berharap warga yang mengalami demam lebih dari tiga hari untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat supaya segera ditangani,’’ tuturnya.
Di samping itu, Farida mengatakan bahwa kasus DBD bulan ini termasuk rendah jika dibandingkan dengan data Januari tahun lalu. Saat itu, pihaknya mencatat terdapat 84 kasus DBD yang tersebar di 12 kecamatan. Sedangkan tahun ini terpusat di tiga kecamatan. ‘’Walaupun (angka kasusnya) lebih rendah, tapi kami tidak kendor dalam pengawasan. Karena akhir-akhir ini hujan serta panas bergantian. Dan, itu mempercepat nyamuk berkembang biak,’’ terangnya. (gen/her)