PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Vaksinasi dosis pertama dan kedua terpaut selisih tinggi. Dosis pertama Senin (29/11) telah mencapai 73 persen. Namun, dosis keduanya baru tembus 47 persen. Selisih 26 persen.
Plt Kepala Dinkes Pacitan Hendra Purwaka mengatakan, jauhnya selisih persentase itu bukan karena warga malas menyusulkan suntikan antibodi korona. Namun, jarak dosis keduanya terjadi ketimpangan. AstraZeneca, misalnya, butuh tiga bulan untuk mendapat suntikan kedua. ‘’Sinovac saja butuh 28 hari, Pfizer tiga pekan. Jadi, bukan karena warga malas datang,’’ ujarnya, Selasa (30/11).
Beberapa bulan terakhir, dinkes sengaja menggenjot vaksinasi dosis pertama. Pun seluruh kiriman dosis dari pemprov telah dihabiskan dalam beberapa hari. Sementara, dosis kedua menunggu kiriman berikutnya. Berbeda dengan vaksinasi di awal tahun silam. Di mana saban kirimannya dibagi menjadi dua suntikan. ‘’Kalau dulu selisihnya di bawah 10 persen tapi vaksinasinya berjalan lambat. Sekarang beda,’’ tuturnya.
Hendra tak mengecilkan potensi adanya warga yang mangkir vaksinasi dosis kedua. Karenanya, saban perangkat desa diminta mendorong warganya agar bersedia mendatangi pos vaksinasi. ‘’Kami dorong masyarakat mengikuti vaksinasi dosis dua agar paripurna kekebalannya,’’ ucapnya. (gen/c1/fin/her)