23.7 C
Madiun
Wednesday, March 22, 2023

Ngeluh Pusing, Siswi SMP di Ponorogo Meninggal di Hari Pertama PTM

PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Kepanikan terjadi di SMP Negeri 2 Pulung, Ponorogo, ketika seorang siswi mendadak lemas kemarin pagi (5/1). Nyawa Putri Agustin Pertiwi, siswi kelas VII, itu tak tertolong dalam perjalanan ke Puskesmas Pulung.

Tatkala hendak mengikuti hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) sekitar pukul 06.45, korban sempat mengeluh sakit ke guru piket dan meminta menghubungi ayahnya. ‘’Wajahnya terlihat pucat dan mengaku pusing,’’ kata Anik Wijayanti, guru piket di SMPN 2 Pulung.

Ayah Putri akhirnya datang ke sekolah menjemput anaknya dengan naik mobil. Kali pertama korban hendak dibawa ke Puskesmas Kesugihan yang hanya berjarak ratusan meter dari sekolah. Namun, puskesmas yang tidak memiliki fasilitas rawat inap itu masih tutup karena hari kelewat pagi. Tujuan kedua adalah Puskesmas Pulung yang butuh waktu tempuh sekitar 17 menit dengan jarak sejauh enam kilometer. ‘’Dokter menyatakan pasien sudah tidak tertolong,’’ jelas Anik.

Baca Juga :  Pedagang Pasar Legi Ponorogo Demo Lagi

Putri yang beralamat di Dukuh Gadungan, Plunturan, Pulung, itu berpulang dalam usia 12 tahun. Kapolsek Pulung Iptu Hariyadi mengatakan, korban mengalami asfiksia dengan kadar oksigen di tubuh rendah selama dalam perjalanan ke puskesmas. Putri sebelumnya sudah mengalami gejala sakit sejak tiga hari sebelumnya. Korban adalah anak semata wayang. Ibunya sudah meninggal dunia sejak empat tahun lalu. Putri tinggal bersama ayah, kakek, dan neneknya. ‘’Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan sebagai penyebab kematian,’’ terang Kapolsek. (mg7/c1/hw/her)

PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Kepanikan terjadi di SMP Negeri 2 Pulung, Ponorogo, ketika seorang siswi mendadak lemas kemarin pagi (5/1). Nyawa Putri Agustin Pertiwi, siswi kelas VII, itu tak tertolong dalam perjalanan ke Puskesmas Pulung.

Tatkala hendak mengikuti hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) sekitar pukul 06.45, korban sempat mengeluh sakit ke guru piket dan meminta menghubungi ayahnya. ‘’Wajahnya terlihat pucat dan mengaku pusing,’’ kata Anik Wijayanti, guru piket di SMPN 2 Pulung.

Ayah Putri akhirnya datang ke sekolah menjemput anaknya dengan naik mobil. Kali pertama korban hendak dibawa ke Puskesmas Kesugihan yang hanya berjarak ratusan meter dari sekolah. Namun, puskesmas yang tidak memiliki fasilitas rawat inap itu masih tutup karena hari kelewat pagi. Tujuan kedua adalah Puskesmas Pulung yang butuh waktu tempuh sekitar 17 menit dengan jarak sejauh enam kilometer. ‘’Dokter menyatakan pasien sudah tidak tertolong,’’ jelas Anik.

Baca Juga :  PPK BBWS Bengawan Solo: Sekitar Bendungan Bendo Dapat Dibangun Dermaga

Putri yang beralamat di Dukuh Gadungan, Plunturan, Pulung, itu berpulang dalam usia 12 tahun. Kapolsek Pulung Iptu Hariyadi mengatakan, korban mengalami asfiksia dengan kadar oksigen di tubuh rendah selama dalam perjalanan ke puskesmas. Putri sebelumnya sudah mengalami gejala sakit sejak tiga hari sebelumnya. Korban adalah anak semata wayang. Ibunya sudah meninggal dunia sejak empat tahun lalu. Putri tinggal bersama ayah, kakek, dan neneknya. ‘’Tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan sebagai penyebab kematian,’’ terang Kapolsek. (mg7/c1/hw/her)

Most Read

Artikel Terbaru