Anugerah tidak terduga datang kepada pasangan Edi Utomo dan Bekti Yustika. Di usia mereka yang baru menginjak kepala dua, Bekti justru dikaruniai tidak hanya satu anak, tetapi tiga baby sekaligus.
======================
DILA RAHMATIKA, Ponorogo, Jawa Pos Radar Ponorogo
SENYUM Bekti Yustika mengembang. Letih yang dirasakan selama hampir sembilan bulan mengandung terbayakan sudah. Rasa bahagia itu dirasakan ketika dirinya mendengar suara tangisan bayi triplet. Begitu juga suami dan keluarganya.
Masih segar dalam ingatan Bekti sehari sebelumnya, hasil USG menyebut ada dua bayi kembar. Perempuan 21 tahun itu tentu sangat sumringah. Puncaknya ketika saat proses persalinan secara caesar berlangsung. Dia mendapat kabar dari dokter kalau anak yang dilahirkannya kembar tiga. ‘’Alhamudulillah sehat dan normal,’’ kata Bekti.
Satu dari tiga bayinya memiliki berat badan 2,8 kilogram dengan panjang 46 sentimeter. Bayi pertama itu kemudian dibawa oleh perawat ke ruang rawat jalan. Sementara dua bayi lainnya masuk ke ruang perinatologi untuk mendapatkan perawatan khusus. ‘’Setelah operasi itu saya kan belum bisa jalan kaki ke ruang itu (ruang perinatologi), jadinya dua anak saya minum susu dari dot. Tapi, yang pertama coba saya berikan ASI,’’ terangnya.
Kedua bayi lainnya masing-masing memiliki berat kurang dari 2 kilogram. Masing-masing berat 1,8 kilogram dan panjang 42 sentimeter. Serta, 1,85 kilogram dengan panjang 43 sentimeter. ‘’Saat mengandung, kaki terasa nyeri semua dan kalau mau duduk harus dilapisi bantal,’’ kenang Bekti.
Rasa nyeri itu makin menjadi-jadi ketika 20 hari jelang kelahiran. Beruntung, Edi Utomo, sang suami siaga 24 jam mendampingi Bekti. Apalagi, lima hari sebelum operasi Bekti hanya bisa berbaring diatas kasur.
Edi yang sementara waktu mengurus pekerjaan rumah tangga. Mulai dari memasak, mencuci piring, pakaian dan mengurus anak pertama mereka yang berusia 3,5 tahun. ‘’Kami hanya berusaha mengikuti saran dokter, seperti istirahat penuh dan istri tidak boleh capek,’’ sahut Edi.
Tentu kelahiran bayi triplet itu membuat Edi bangga. Sekalipun, secara ekonomi dirinya sangat pas-pasan. Karena pria 26 tahun itu hanya pekerja serabutan. Tapi, paling sering sebagai kuli bangunan.
Namun, semua hal itu dilakoni Edi dengan keras. Karena orientasinya hanya ingin istri dan bayi yang dikandung Bekti lahir dengan selamat serta sehat. ‘’Yang ada saya bersyukur, anak pembawa rezeki, rezeki sudah diatur,’’ urainya.
Soal mengurus anak, Edi ke depan bakal berbagi tugas dengan Bekti. Bahkan, mertua dan ibu kandungnya yang selama ini ikut mendampingi di rumah sakit tentu harus bersiap membantu merawat cucu-cucu mereka.
Dia berusaha menepis anggapan orang lain soal punya anak banyak justru bikin repot. ‘’Kalau saya Insya Allah siap dirawat bersama istri dan keluarga,’’ ujarnya.
Soal perlengkapan bayi, sebenarnya semua sudah disiapkan oleh Edi. Tetapi, hanya untuk dua bayi awalnya. Namun yang lahir ternyata tiga anak sekaligus, tentu semua bakal diupayakan untuk dicukupi. Begitu juga soal nama yang sudah disiapkan awalnya hanya untuk dua anak. Tetapi, karena lahir tiga tentu Edi harus mencari tambahan nama lagi. ’Kalau soal nanti bagaimana pembagian tidurnya di rumah, mereka akan satu kasur dengan ibunya,’’ ungkapnya. ****(her)