PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Terkikis perlahan selama sebulan, badan jembatan penghubung Slahung-Mrayan akhirnya ambrol separo. Mobil dan truk tetap nekat melintas jembatan yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Slahung dengan Ngrayun itu lantaran jalur alternatif paling dekat. ‘’Ambrol kali pertama awal Desember saat malam hari, sekarang tinggal separo yang tersisa,’’ kata Dian Endang, warga yang rumahnya tak jauh dari jembatan, Kamis (9/12).
Warga setempat awalnya memberi tanda berupa deretan batu besar di bibir jembatan yang ambrol. Lantaran kerusakan melebar, pagar bambu sengaja dipasang agar tidak mengundang celaka. Warga juga sekalian menghilangkan bagian jembatan yang mulai terkikis. ‘’Sempat dicek langsung dari bawah jembatan, kalau tidak diambrolkan malah berbahaya,’’ ujar perempuan 29 tahun itu.
Menilik kondisinya, jembatan mulai uzur. Konstruksinya tanpa penulangan besi, hanya berupa pasangan batu bata melengkung. Kendati permukaan jembatan tertutup lapisan aspal cukup tebal. Camat Slahung Toni Khristiawan menyebut, truk bermuatan berat kerap melintasi jembatan hingga ikut menjadi penyebab kerusakan. Dia bersama petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ponorogo langsung meninjau ke lokasi kemarin. ‘’Harapannya segera diambil langkah perbaikan agar kerusakan tidak semakin parah,’’ tuturnya.
Jika jembatan putus total, warga terpaksa melewati jalan melingkar melewati Kecamatan Bungkal. Kendaraan roda empat atau lebih tetap saja lewat kendati permukaan jembatan tinggal menyisakan lebar tiga meter. Kendati ada peringatan agar mobil dan truk tidak melintasi jembatan rusak yang dapat mengundang bahaya itu. (tr2/c1/hw/her)