30.7 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Banjir Ponorogo, Ratusan Warga Satu Dusun Terisolasi

PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Dampak banjir paling parah terjadi di Dukuh Mantub, Desa Ngasinan, Jetis. Sedikitnya 80 rumah terendam setinggi satu meter. Total 240 jiwa terisolasi hingga harus mendapat pasokan logistik. Para lanjut usia (lansia) sengaja dievakuasi. Banjir masif di Mantub akibat tanggul Sungai Selopayung jebol selebar delapan meter sekitar pukul 03.00 kemarin (14/2).

Air meluber menggenangi persawahan lalu masuk ke perkampungan. Jemono, 55, warga setempat, mendapati rumahnya tergenang sekitar pukul 04.30. Bertambah jam, banjir semakin tinggi. Awalnya kedalaman air hanya selutut hingga sepinggang manusia dewasa. ‘’Terpaksa mengungsikan istri dan lima anak saya ke rumah neneknya,’’ kata Jemono sembari menyebut banjir kemarin kali pertama terjadi di desanya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kemarin langsung turun ke air banjir yang menggenang Mantub. Bupati naik perahu karet saat mendatangi lokasi. Datang tanpa tangan kosong, dia sengaja membawa bantuan makanan dan mengajak tenaga kesehatan. Sugiri mengaku belum ingin buru-buru mengatasi biang banjir lantaran air Sungai Selopayung masih mengalir deras. ‘’Prioritas penanganan pada proses evakuasi dan suplai logistik,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Pemkab Ponorogo Bongkar Median Jalan Urip Sumoharjo

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo Jamus Kunto menambahkan, relawan taruna tanggap bencana (tagana) dan perangkat desa setempat yang membantu suplai logistik untuk warga terdampak banjir. Pihaknya turut mengerahkan dua perahu karet untuk upaya evakuasi. Namun, sebagian warga memilih bertahan di rumah masing-masing menunggu banjir surut. ‘’Kami tetap siaga kalau debit air sungai bertambah tinggi, evakuasi akan dilakukan sewaktu-waktu,’’ terangnya. (kid/c1/hw/her)

PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Dampak banjir paling parah terjadi di Dukuh Mantub, Desa Ngasinan, Jetis. Sedikitnya 80 rumah terendam setinggi satu meter. Total 240 jiwa terisolasi hingga harus mendapat pasokan logistik. Para lanjut usia (lansia) sengaja dievakuasi. Banjir masif di Mantub akibat tanggul Sungai Selopayung jebol selebar delapan meter sekitar pukul 03.00 kemarin (14/2).

Air meluber menggenangi persawahan lalu masuk ke perkampungan. Jemono, 55, warga setempat, mendapati rumahnya tergenang sekitar pukul 04.30. Bertambah jam, banjir semakin tinggi. Awalnya kedalaman air hanya selutut hingga sepinggang manusia dewasa. ‘’Terpaksa mengungsikan istri dan lima anak saya ke rumah neneknya,’’ kata Jemono sembari menyebut banjir kemarin kali pertama terjadi di desanya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kemarin langsung turun ke air banjir yang menggenang Mantub. Bupati naik perahu karet saat mendatangi lokasi. Datang tanpa tangan kosong, dia sengaja membawa bantuan makanan dan mengajak tenaga kesehatan. Sugiri mengaku belum ingin buru-buru mengatasi biang banjir lantaran air Sungai Selopayung masih mengalir deras. ‘’Prioritas penanganan pada proses evakuasi dan suplai logistik,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Lepas Belenggu Pandemi, Ibadah Natal di Gereja Santa Maria Digelar Satu Sesi

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo Jamus Kunto menambahkan, relawan taruna tanggap bencana (tagana) dan perangkat desa setempat yang membantu suplai logistik untuk warga terdampak banjir. Pihaknya turut mengerahkan dua perahu karet untuk upaya evakuasi. Namun, sebagian warga memilih bertahan di rumah masing-masing menunggu banjir surut. ‘’Kami tetap siaga kalau debit air sungai bertambah tinggi, evakuasi akan dilakukan sewaktu-waktu,’’ terangnya. (kid/c1/hw/her)

Most Read

Artikel Terbaru