PONOROGO, Jawa Pos Radar Ponorogo – Covid-19 seperti momok yang menakutkan. Akhir hidup Maripin, 71, warga Mangunsuman, Siman, Ponorogo, yang nekat gantung diri Rabu (14/7) diduga dipicu ketakutan berlebihan terhadap virus korona. Maripin tujuh hari lalu kehilangan anak bungsunya untuk selamanya karena terpapar coronavirus. Bapak dua anak itu juga diketahui pengidap asma menahun.
Status Maripin sebelum gantung diri pada Rabu (14/7) lalu masih menjalani karantina lantaran sempat kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dari rapid antigen yang meninggal dunia. Bisa jadi Maripin mengalami kesedihan yang amat sangat hingga memilih mencari mati. Spekulasi lain pemicu gantung diri lantaran khawatir ikut terpapar virus korona. Namun, Kapolsek Siman Iptu Yoyok Wijanarko menegaskan bahwa hasil rapid antigen pelaku bunuh diri itu semasa masih hidup adalah negatif. ‘’Penyebab gantung diri masih dalam penyelidikan,’’ kata Yoyok.
Hitungan jam sebelum ditemukan tewas menggantung dengan tali di atap kandang kambing belakang rumahnya, Maripin masih beraktivitas seperti biasa. Dia bekerja di sawah dengan Jariyanto, 46, anak sulungnya. Namun, Maripin pamit pulang lebih dulu. Jariyanto akhirnya mendapati tubuh ayahnya terayun-ayun di ketinggian dua meter sekitar pukul 08.30. ‘’Tidak ditemukan bekas penganiayaan atau keracunan pada jasad korban,’’ terang Kapolsek. (mg4/hw/her)