PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Ngulek sambal di dapur bakal mbrebes mili. Bukan semata karena terpapar pedasnya cabai yang sedang dilembutkan. Tetapi meratapi harganya yang kian melambung tinggi. Baru-baru ini, sekilo cabai rawit yang semula dibanderol Rp 40-50 ribu menjadi Rp 80 ribu. Harganya naik dua kali lipat.
Pedagang di Pasar Legi, Suprihatin, menyebut kenaikan harga cabai rawit berlangsung sejak sepekan belakangan. Sekaligus diikuti kelangkaan pasokan yang kian hari kian menyusut. Di hari normal dia dapat kiriman 8-10 karung, kini paling banter tiga karung. ‘’Saya ambil cabai dari Blitar,’’ katanya.
Suprihatin dibuat benar-benar merasa prihatin. Sejak harga cabai rawit melejit, banyak pembeli terpaksa balik kucing. Jika tetap harus belanja, terpaksa mengurangi jatahnya. ‘’Pembeli yang biasa beli setengah kiloan kini turun jadi seperempat kilo. Biasanya beli satu ons sekarang hanya ambil setengahnya,’’ keluhnya.
Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas sayur-mayur. Wortel, kobis, dan sawi yang biasanya hanya Rp 5 ribu kini Rp 9 ribu per kilogram. Sedangkan bawang merah turun harga dari Rp 35-37 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Bawang putih juga begitu. Dari Rp 28 ribu menjadi Rp 26 ribu per kilogram. ‘’Pasokan turun, barangnya telat, sedangkan yang butuh banyak,’’ ujarnya. (kid/fin)