PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Obat penyakit mulut dan kuku (PMK) dikhawatirkan kian sulit didapat. Tren kasusnya terus bertambah. Terbanyak di Kecamatan Pudak yang sudah tembus 2.000 ekor sapi per kemarin (15/6). ‘’Lebih dari lima ekor sapi yang mati, tapi kami menunggu laporan resmi dari desa,’’ kata Camat Pudak Suwadi, Kamis (16/6).
Rata-rata sapi yang terjangkit mengalami serangan mengarah PMK. Mulut luka, air liur berlebih, serta nafsu makan drop. Bahkan, sebagian sapi tidak dapat berdiri lantaran bagian kuku terluka. ‘’Sapi yang sakit juga banyak yang sembuh setelah menjalani pengobatan 14 hari belakangan,’’ ujarnya.
Pemerintah kecamatan bersama pemerintah enam desa di Pudak mengintensifkan penanganan. Guna menekan sebaran dan memulihkan ternak yang sakit. ‘’Obat dari dinas belum mencukupi, tapi paling tidak sudah ada. Ditambah usaha kita, sehingga masih bisa tertangani,’’ jelasnya.
Sejauh ini, ketersediaan obat ditopang dari sumbangan dermawan. Tiga pengusaha susu asal Blitar, Trenggalek, dan Tulungagung menyalurkan bantuan obat bagi kelompok ternak binaannya masing-masing. ‘’Peran tiga pengusaha ini cukup membantu peternak. Kami intens menghubungi mereka untuk memberikan bantuan obat,’’ tuturnya.
Suwadi berharap lekas ada tambahan bantuan obat bagi wilayahnya. Pihaknya juga intens berkoordinasi dengan dinas lingkungan hidup (DLH). ‘’Saya sering koordinasi dengan dinas. Di sana juga sering rapat. Tapi, di lapangan memang kenyataannya seperti ini, kadang rebutan (obat, Red) juga. Sedangkan kasusnya terus bertambah,’’ pungkasnya. (kid/c1/fin)