PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Harga beras merangkak naik sebulan belakangan. Seperti yang terjadi di Pasar Legi yang membuat pedagang kesulitan mendapatkan stok kulakan. Beruntung, para pedagang mendapat suntikan stok dari operasi pasar bulog setempat.
Triyani, pedagang asal Kelurahan Mangkujayan mengungkapkan harga beras bertengger Rp 11.000 untuk jenis giling dan Rp 12.000 untuk jenis premium. Sebelumnya, harga normal hanya Rp 9.500 per kilogramnya.
Kendati harga naik, hal itu tidak berdampak pada daya beli masyarakat. ‘’Harga naik nggak pengaruh, sehari laku 5-6 kuintal,’’ katanya.
Namun, kenaikan harga ini membuat pedagang kesulitan mencari stok dagangan. Beberapa penggilingan yang biasa memasok beras kesulitan memenuhi permintaan.
Kesulitan itu akhirnya terjawab dengan adanya operasi pasar. ‘’Saya dapat jatah lima kuintal, tadi baru datang dari bulog. Habis 2-3 hari ke depan,’’ ujarnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Perdakum) Ponorogo Sumarno mengungkapkan, operasi pasar menyasar sedikitnya 15 pedagang dengan total pasokan sembilan ton beras jenis premium.
Beras itu dapat ditebus pedagang dengan harga Rp 8.500 kemudian dijual sesuai harga eceran terendah (HET) Rp 9.450. ‘’Masih ada laba bagi pedagang. Ketika barang yang didapat dari operasi pasar dijual melebihi HET, kami akan mengambil tindakan tegas,’’ tegas Sumarno.
Operasi pasar digelar untuk menjaga stabilitas harga pangan khususnya beras. Sehingga dapat membantu masyarakat mendapatkan beras dengan harga terjangkau. Upaya itu sekaligus menjawab keresahan para pedagang sulitnya mendapatkan stok dagangan. ‘’Ini cukup untuk treatment di pasar,’’ ujarnya.
Terkait kenaikan harga, Sumarno mengidentifikasi penyebabnya karena belum memasuki masa panen raya. Pihaknya memprediksi stok di pasaran bakal kembali normal akhir bulan atau selambatnya awal bulan depan. ‘’Panen raya akhir Januari atau awal Februari,’’ terkanya. (kid/fin)