PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Muncul pertanda alarm bahaya demam berdarah dengue hendak berbunyi. Dua pekan terakhir, tercatat 58 kasus kesakitan akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti itu di Ponorogo. Tatkala status kejadian luar biasa (KLB) DBD diterapkan akhir Januari 2019 silam, ada 172 warga terjangkit dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko juga mulai risau hingga mencanangkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masif pada Jumat lusa (21/1). Sugiri memerintahkan camat, Kades, dan lurah turun langsung memimpin aksi bersih-bersih sarang nyamuk lewat kerja bakti itu. ‘’Ada fogging juga di beberapa titik yang membutuhkan,’’ kata Sugiri, Rabu (19/1/2022).
Menurut dia, Kecamatan Balong yang mencatat angka kesakitan tertinggi dengan 14 kasus DBD. Disusul Kecamatan Ponorogo dan Sukorejo dengan masing-masing empat kasus infeksi dengue. Catatan 58 kejadian DBD selama dua pekan terakhir menjadi yang tertinggi sejak Januari 2020. ‘’Antisipasinya kami gencarkan PSN dibantu BPBD (badan penanggulangan bencana daerah, Red),’’ jelasnya.
Sugiri memastikan kondisi masih terkendali aman. Pihaknya juga tidak ingin buru-buru menyematkan status KLB. Sebab, belum ada salah satu kriteria yang memenuhi sesuai Permenkes 1501/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Peningkatan kejadian, kesakitan, dan kematian masih di angka wajar. ‘’PSN dan fogging juga sebagai upaya meredam keresahan warga,’’ ungkapnya. (mg7/c1/hw/her)