PONOROGO, Jawa Pos Radar Ponorogo – Ayam petelur kini tak lagi diobral. Itu seiring harga telur yang merangkak naik hingga Rp 20 ribu per kilogram. Para peternak juga mulai menambah populasi isi kandang mereka. ‘’Harga telur kadang masih naik dan turun sampai sekarang, tapi kami terus menambah ayam,’’ kata Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Ponorogo Eni Kustianingsih, Selasa (23/11).
Peternak ada yang membeli day old chicken (DOC) atau anak ayam umur sehari. Sebagian sengaja menebus ayam petelur dewasa. Seiring naiknya harga telur, harga ayamnya ikut mahal. Per ekor dihargai Rp 70 ribu. Kendati begitu, kalangan peternak tetap menebus ayam untuk mengisi kandang. ‘’Dulu isi kandang telanjur dikurangi,’’ ujar Eni.
Ayam petelur kini menjadi rebutan. Peternak optimistis harga telur bakal naik di akhir tahun. Harga telur sekarang ini di kisaran Rp 19 ribu per kilogram. Menambah populasi kandang tidak harus menunggu harga telur stabil. ‘’Setelah kami beli ayam, kami harus menunggu satu bulan untuk bisa bertelur,’’ ungkapnya.
Tanda-tanda harga telur merangkak terlihat sejak awal November lalu. Sudah menjadi kebiasaan permintaan telur meningkat di setiap pengujung tahun. Asalkan pemerintah melonggarkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Ayam petelur sempat diobral jadi ayam sayur ketika harga telur anjlok. Peternak akan merugi memeliharnya karena terus menebus pakan. (tr2/c1/hw/her)