PONOROGO, Jawa Pos Radar Ponorogo – Longsor di Dusun Tugunongko, Tugurejo, Slahung, Ponorogo, tanpa ditandai tanah retak. Kendati disertai guguran tanah susulan pada Sabtu sore (20/11). Panjang longsor dari mahkota hingga titik bawah mencapai 600 meter dengan lebar 20 hingga 25 meter. ‘’Tidak ada retakan, tapi kontur tanahnya memang labil. Masuk taraf waspada bencana,’’ kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo Imam Basori kemarin (22/11).
Bencana longsor itu mengakibatkan dua akses jalan putus. Satu bagian jalan lainnya tertutup material tanah yang meluncur jatuh dari lereng. Imam menyebut, ada 12 kepala keluarga (KK) yang kini berstatus pengungsi. Longsor menyapu sebagian lahan perkebunan dan hampir menyentuh bangunan rumah warga. ‘’Lokasi tersebut tidak memiliki riwayat longsor,’’ jelas Imam.
BPBD Ponorogo menurunkan sembilan anggota tim reaksi cepat (TRC) ke lokasi longsor. Mereka dibantu relawan dan petugas desa tangguh bencana (destana). Petugas BPBD setiap hari memantau titik lokasi longsor untuk memastikan tidak ada retakan yang menyebabkan longsor susulan. Pemeriksaan fokus di titik mahkota longsor, bagian tengah, dan sisi bawah. ‘’Pembersihan sempat kami lakukan, tapi ada longsor susulan,’’ terang Imam.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kemarin mendatangi tempat pengungsian. Pihaknya berencana merelokasi 52 kepala keluarga (KK) yang selama ini bermukim di sekitar lokasi longsor tersebut. Kawasan hunian baru itu berada di atas tanah milik warga yang bakal dibeli pemkab. Sedangkan area yang longsor dimanfaatkan lahan pertanian. Kendati ada yang merasa keberatan, namun mayoritas warga setuju. ‘’Relokasi menjadi satu-satunya langkah yang bisa ditempuh. Kami mengutamakan keselamatan jiwa manusia, lokasi hunian yang lama tidak aman,’’ tegasnya. (tr2/c1/hw)