30.7 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Rumuskan Studi Kelaikan Jalan Sebelum Face Off Gajah Mada Dimulai

PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Penataan pedestrian di kawasan Jalan Gajah Mada bakal menambah titik kemacetan? Potensi penumpukan kendaraan tersebut coba diurai melalui rapat koordinasi (rakor) terkait analisis dampak lalu lintas (andalalin). Pekan depan, Dinas Perhubungan (dishub) Ponorogo bakal merumuskan studi kelaikan arus lalu lintas di Jalan Gajah Mada dengan sejumlah instansi terkait.

Plt Kepala Dishub Ponorogo Setiyo Hari Sujatmiko mengungkapkan jika lebar jalan nantinya tersisa 14 meter setelah adanya pelebaran trotoar. Rakor akan merumuskan masalah kantong parkir, rambu, hingga tundaan dari jalan minoritas sepanjang jalur tersebut.

‘’Akan diskenariokan beberapa konsep. Termasuk pembatasan parkir bagaimana, apakah bisa 24 jam atau dibatasi waktu dan jenis kendaraan,’’ jelas Miko.

Miko menambahkan, sejumlah kajian dalam rakor diharapkan dapat mengurai permasalahan yang muncul dampak dari menyempitnya jalur. Kendati demikian, dia memastikan bahwa arus lalin di Gajah Mada tetap diberlakukan dua arah. Sebab hal itu sesuai dengan rancangan awal face off Gajah Mada.

Baca Juga :  Kasus Investasi Bodong, Polisi Telusuri Keberadaan GS

‘’Lebar 14 meter kami nilai masih memungkinkan untuk dua jalur. Tapi tetap kami evaluasi nantinya,’’ katanya.

Disinggung soal potensi perubahan arus lalin, Miko menyebut tidak menutup kemungkinan dirubah one way. Asalkan, perubahan tersebut mempertimbangan hasil evaluasi setelah pedestrian rampung nantinya. Adapun instrumen evaluasi mendasar pada perhitungan kendaraan, pejalan kaki, hingga potensi tundaan maupun kepadatan.

‘’Kalau sudah selesai dibangun (pedestrian, Red) bisa dilihat tingkat kepadatan, potensi macet. Sehingga apakah perlu dirubah jalurnya atau tidak tetap menjadi pertimbangan,’’ bebernya. (gen/kid)

PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Penataan pedestrian di kawasan Jalan Gajah Mada bakal menambah titik kemacetan? Potensi penumpukan kendaraan tersebut coba diurai melalui rapat koordinasi (rakor) terkait analisis dampak lalu lintas (andalalin). Pekan depan, Dinas Perhubungan (dishub) Ponorogo bakal merumuskan studi kelaikan arus lalu lintas di Jalan Gajah Mada dengan sejumlah instansi terkait.

Plt Kepala Dishub Ponorogo Setiyo Hari Sujatmiko mengungkapkan jika lebar jalan nantinya tersisa 14 meter setelah adanya pelebaran trotoar. Rakor akan merumuskan masalah kantong parkir, rambu, hingga tundaan dari jalan minoritas sepanjang jalur tersebut.

‘’Akan diskenariokan beberapa konsep. Termasuk pembatasan parkir bagaimana, apakah bisa 24 jam atau dibatasi waktu dan jenis kendaraan,’’ jelas Miko.

Miko menambahkan, sejumlah kajian dalam rakor diharapkan dapat mengurai permasalahan yang muncul dampak dari menyempitnya jalur. Kendati demikian, dia memastikan bahwa arus lalin di Gajah Mada tetap diberlakukan dua arah. Sebab hal itu sesuai dengan rancangan awal face off Gajah Mada.

Baca Juga :  12 SMAN di Ponorogo Terancam Kekurangan Siswa

‘’Lebar 14 meter kami nilai masih memungkinkan untuk dua jalur. Tapi tetap kami evaluasi nantinya,’’ katanya.

Disinggung soal potensi perubahan arus lalin, Miko menyebut tidak menutup kemungkinan dirubah one way. Asalkan, perubahan tersebut mempertimbangan hasil evaluasi setelah pedestrian rampung nantinya. Adapun instrumen evaluasi mendasar pada perhitungan kendaraan, pejalan kaki, hingga potensi tundaan maupun kepadatan.

‘’Kalau sudah selesai dibangun (pedestrian, Red) bisa dilihat tingkat kepadatan, potensi macet. Sehingga apakah perlu dirubah jalurnya atau tidak tetap menjadi pertimbangan,’’ bebernya. (gen/kid)

Most Read

Artikel Terbaru