PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Percepatan vaksinasi anti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) wajib digenjot. Di kabupaten ini hanya kurang 13 ribu dari total populasi 92 ribu ekor sapi yang belum tervaksinasi.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo Masun mengungkapkan, bahwa vaksinasi dapat melindungi ternak dari infeksi. Mendasar hasil laboratorium, vaksinasi dosis I dapat memberikan kekebalan sebesar 70-80 persen dari serangan virus. Sedangkan dosis II tembus 90 persen.
‘’Maka tidak heran di Pudak vaksinasi hampir 100 persen, sampai saat ini belum ada temuan kasus baru,’’ kata Masun.
Masun menyebut, kendala di lapangan tidak sedikit peternak yang menolak petugas vaksinasi. Alasannya, mereka khawatir ternaknya justru sakit. Akhirnya lebih memilih pengobatan tradisional ketika ternak mengalami gejala kurang sehat. ‘’Padahal sakit itu hanya efek sementara setelah divaksin,’’ lanjutnya.
Dia meminta peternak agar kooperatif. Sebab, vaksin merupakan salah satu ikhtiar yang dinilai efektif untuk menangkal ternak dari serangan PMK. Langkah tersebut juga turut melindungi seluruh populasi sapi yang ada di Bumi Reog. ‘’Mohon jangan tolak petugas vaksinasi,’’ imbaunya.
Secara umum, capaian vaksinasi di Ponorogo lumayan tinggi. Tembus di angka 79 ribu dosis atau 89 persen dari total 90 ribu target dosis sasaran. Ternak yang telah divaksin menghindarkan resiko terinfeksi kembali virus. ‘’Sekarang yang jadi perhatian ternak dari luar daerah, makanya peternak harus melihat riwayat vaksinasinya,’’ jelas dia.
Dia menambahkan, seluruh temuan kasus baru berasal dari ternak luar daerah. Pun dari hasil identifikasi, ternak tersebut belum mendapatkan vaksin. Adapun total kasus baru tembus di angka 180 kasus. Dari total itu, ditemukan satu kasus kematian. ‘’Sudah kami telusuri, kasus baru berasal dari ternak luar daerah dan belum divaksin,’’ ujarnya. (kid/fin)