PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Sepulang piknik ke Telaga Ngebel, jarang wisatawan membawa oleh-oleh. Ternyata, penjaja souvenir di wisata andalan Bumi Reog itu masih masih sangat minim.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edhi woro-woro mengajak kawula muda menggeluti ekonomi kreatif di bidang tourism tersebut. Sebab oleh-oleh makanan khas, merchandise, pernak-pernik, handycraft, maupun souvenir masih sangat jarang.
‘’Kuliner, jeep, kuda, sudah ada di Ngebel. Nah, souvenir ini yang belum ada,’’ ungkapnya.
Judha menjamin usaha souvenir bakal laku keras. Apalagi Telaga Ngebel kini banyak didatangi pengunjung dari Madiun, Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Probolinggo, bahkan pengunjung dari Jawa Tengah hingga Jakarta. ‘’Orang luar kota apa yang dicari kalau tidak oleh-oleh khas Ponorogo?’’ tukasnya.
Ada beberapa ikon yang dapat diabadikan dalam souvenir. Selain potret telaga, water fountain layak menjadi landmark baru. Pun cerita rakyat tentang Baru Klinting dapat menjadi alternatif ide diabadikan dalam souvenir. ‘’Kaos misalnya, gambarnya tidak hanya telaga, water fountain bisa, atau cerita asal-usul telaga sangat bagus juga,’’ ungkapnya.
Judha menyodorkan bukti peluang itu terbuka lebar. Berdasar surveinya, saat ini pelaku usaha didominasi kuliner. Keberadaan pelaku usaha tourism dapat menjadi pelengkap sekaligus membuka peluang ekonomi baru di Ngebel. ‘’Usaha ini belum tersentuh di sana, saya yakin laris. Maka, ayo pelaku usaha kreatif pariwisata silahkan, peluang terbuka lebar,’’