PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – SDN 2 Kertosari bakal tinggal nama. Menyusul kebijakan Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo yang bakal menutup sekolah itu tahun ini karena krisis peserta didik. Saat ini SDN 2 Kertosari hanya memiliki 19 siswa kelas I-V. Sedangkan, kelas VI kosong.
Kepala SDN 2 Kertosari Ida Rosase mengaku selama beberapa tahun terakhir pihaknya kesulitan dalam mendapatkan murid baru. Selain kalah bersaing dengan sekolah swasta, sebelumnya SDN 2 Kertosari sempat pernah ditutup pada 2016–2018. ‘’Makanya kelas VI-nya kosong. Kebetulan saya mulai tugas di sini per 2 Juni 2022, sebelumnya di SDN 2 Keniten,’’ ujarnya, Selasa (28/3).
Kini lima tahun berselang, sekolah yang berada di wilayah Babadan itu akan ditutup kembali. Rencana penutupan tersebut telah dua kali dibahas dengan para wali murid. Pada 22 Desember 2022 dan 1 Maret 2023. Hasilnya wali murid keberatan SDN 2 Kertosari ditutup. ‘’Kami berikan pengertian dan wawasan karena aturan lembaga minimal kurang dari 40 siswa selama empat tahun terakhir, akhirnya bisa diterima (wali murid),’’ terang Ida.
Meski begitu, seluruh wali murid meminta kelonggaran hingga tahun ajaran 2022/2023 selesai untuk memindahkan anak mereka ke sekolah lain. Di samping itu, rencana penutupan SDN 2 Kertosari juga berdampak pada nasib gurunya.
Setidaknya ada delapan guru yang saat ini masih menunggu kepastian penempatan mengajar. Termasuk di antaranya seorang guru honorer yang tengah menanti kepastian status kepegawaiannya. ‘’Untuk guru non ASN dipindah ke mana masih menunggu pemetaan musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS),’’ kata Ida. (kid/her)