PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Suasana SDN 2 Banyudono tampak sepi aktivitas kemarin (29/3). Tidak ada kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Seluruh kelas juga sudah kosong melompong. Hanya terlihat Sri Sulasiani yang tengah mengemasi barang-barang.
Kepala SDN 2 Banyudono itu mengaku seluruh siswa dan guru telah dipindah ke sekolah lain. Hanya tinggal dirinya seorang yang masih bertahan. Menurutnya, sekolah ini sudah dikosongi sejak awal Maret lalu.
Lantaran termasuk salah satu dari delapan sekolah yang akan ditutup oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo tahun ini. ‘’Ditutup karena jumlah siswanya sedikit,’’ katanya.
Dia mengungkapkan, sebanyak 24 siswanya telah ditransfer ke sekolah lain. Seperti 17 siswa dipindah ke SDN 2 Nologaten, tiga siswa ke SDN 4 Mangkujayan, dua siswa ke SDN 1 Keniten, satu siswa ke SDN Pinggirsari dan ke sekolah di Madiun. ‘’Selama proses perpindahan itu siswa diantar oleh pihak sekolah,’’ ungkap Sri.
Menurutnya, persaingan sengit antarsekolah dalam mendapatkan peserta didik baru yang mengakibatkan SDN 2 Banyudono ditutup. Padahal, sekolah yang berdiri pada 1951 itu pernah berjaya dengan mempunyai banyak siswa. ‘’SDN 2 Banyudono dikepung sekolah swasta favorit. Sehingga, mencari siswa baru sangat sulit,’’ terang Sri. (kid/her)