PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Warna kesukaan itu bergantung selera. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sudah dua kali mengganti warna patung di tujuh simpang jalan yang ada. Tanpa kecuali, sejumlah patung yang menghias kawasan alun-alun. Patung-patung itu awalnya berkelir hitam menyerupai batu alam. Sempat dilabur cat putih hingga seperti wujud orang dan hewan dengan bawaan kelainan albino. Belakangan disaput warna kuning tipis mirip warna stalaktit dan stalagmit di dalam gua yang kuning gading.
Sugiri berdalih warna hitam cenderung memunculkan kesan seram. Muncul ide mengganti dengan cat putih agar terlihat terang dan bersih. Patung-patung itu mulai bersalin warna awal November lalu. Pengecatan diawali dari dua patung singa di depan Pendapa Kabupaten. Pun, semua patung singa penunggu semua penjuru alun-alun ikut berganti kulit. Ornamen-ornamen di sekitar patung dicat keemasan. ‘’Yang mengerjakan bukan tukang cat, melainkan para seniman,’’ terangnya, Senin (31/1).
Meniru warna patung di Solo? Bupati membantahnya. Warna putih dipilih semata agar tampak bersih dan terang. Sentuhan akhir kelir kuning membuat patung-patung itu seperti gading. Sugiri mengungkapkan, pemilihan warna baru itu dengan pertimbangan estetika. ‘’Sekarang lebih hidup, ada penerangan juga di waktu malam,’’ ungkapnya.
Pengecatan patung menggunakan teknik semprot dan kuas. Jenis cat yang dipakai untuk eksterior agar lebih awet. Sugiri ingin menyeragamkan warna semua patung tanpa mengurangi nilai karya seni. Biaya senilai Rp 75 juta sudah disiapkan di APBD. Dia menyebut bahwa ada filosofi pewarnaan patung. ‘’Seperti orang bangun tidur, cuci muka, lalu dandan,’’ jelasnya. (mg7/c1/hw/her)