KOTA MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Hampir seluruh pedagang lapak usaha mikro, kecil dan menagah (UMKM) di Kota Madiun menerapkan sistem pembayaran nontunai. ‘’Kami menerapkan pembayaran dengan quick response code indonesian standard (QRIS) untuk pembayaran sejak 2020 silam,’’ kata Ketua Paguyuban Lapak UMKM Donopuran Eko Wahyono, Minggu (19/3).
Menurut dia, pembayaran sistem ini telah dilakukan saat pandemi Covid-19 silam. Itu sebagai upaya meminimalkan kontak langsung dengan pembeli maupun uang. Pembayaran menggunakan scan barcode langsung masuk rekening penjual. ‘’Sebenarnya cukup praktis dibandingkan pembayaran tunai yang kadang harus mencarikan uang kembalian,’’ ungkapnya.
Menurut Eko, meskipun ada pedagang yang kurang paham, tapi harus mengikuti perkembangan sistem pembayaran tersebut. Sebab, QRIS dinilai cukup praktis. Bahkan, juga lebih tepat karena sesuai nominal yang dibelanjakan dan dibayarkan. ‘’Kami pun tidak perlu khawatir ada uang palsu. Saat ini ada 10 lapak yang menggunakan sistem pembayaran cashless,’’ ungkapnya.
Lia, salah seorang pedagang di lapak setempat, menyebutkan bahwa dengan sistem pembayaran ini dia bisa mengantisipasi pembeli muda yang tidak terbiasa membawa uang tunai. Meskipun pembeli yang menggunakan QRIS tidak banyak, namun dia justru menambah sistem pembayaran lain dan beberapa alat pembayaran digital lainnya. ‘’Kalau pembelinya sudah tua pasti pakai uang tunai. Biasanya anak muda yang sering pakai QRIS atau alat pembayaran digital lainnya,’’ pungkasnya. (mg4/sat)