22.8 C
Madiun
Thursday, June 1, 2023

Minyakita Dijual Diatas HET, Pembeli Mengeluh

PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Harga eceran minyak goreng (migor) di pasaran tak terkendali. Di Pacitan, kemasan Minyak Kita dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu.

Reni Widiya Ningsih, seorang pedagang sembako di Pasar Arjowinangung mengatakan, harga jual Minyak Kita naik dalam sepekan terakhir. Dari sebelumnya dijual Rp 14 ribu per liter, kini dibandrol Rp 15–16 ribu.

‘’Dari asalnya (distributor) sudah mahal. Biasanya Rp 12.500 per liter, sekarang Rp 13.500. Bahkan, ada yang Rp 14 ribu per liter. Sehingga, mau tidak mau (harga jual ke konsumen) ikut naik,’’ terangnya kemarin (28/1).

Meroketnya harga jual Minyak Kita ke konsumen itu membuat dirinya dan pedagang lain kelimpungan. Karena kerap mendapat komplain dari konsumen lantaran Minyak Kita dijual di atas HET. Kondisi tersebut juga diperparah dengan berkurangnya pasokan migor dari distributor beberapa hari terakhir. ‘’Dulu bisa ambil banyak, sekarang hanya dijatah 2 karton per bulan. Padahal, normalnya dalam sebulan bisa habis 50 karton,’’ ungkap Reni.

Baca Juga :  Harga Minyak Goreng Kemasan Naik Rp 2.000 Per Liter, Warga Beralih Curah

Naiknya harga migor kemasan itu juga dikeluhkan oleh Wardiana Yulianti, salah seorang pembeli di Pasar Arjowinangun. Dirinya yang biasa membeli dalam jumlah karton, kini harus dibatasi hanya beberapa liter. ‘’Biasa belanja banyak, tapi kalau naik begini terpaksa dikurangi. Takut kalau sudah stok tapi nanti harganya malah turun,’’ ujarnya.

Sebagai gantinya, Diana membeli migor jenis lain yang harganya terbilang stabil. Meskipun terdapat selisih harga jual ke konsumen antara Rp 2–3 ribu. ‘’Kalau jual Minyak Kita melebihi HET itu takutnya dikira menaikkan harga sepihak. Padahal, memang dari pedagangnya sudah mahal,’’ kata Diana. (gen/her)

PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Harga eceran minyak goreng (migor) di pasaran tak terkendali. Di Pacitan, kemasan Minyak Kita dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu.

Reni Widiya Ningsih, seorang pedagang sembako di Pasar Arjowinangung mengatakan, harga jual Minyak Kita naik dalam sepekan terakhir. Dari sebelumnya dijual Rp 14 ribu per liter, kini dibandrol Rp 15–16 ribu.

‘’Dari asalnya (distributor) sudah mahal. Biasanya Rp 12.500 per liter, sekarang Rp 13.500. Bahkan, ada yang Rp 14 ribu per liter. Sehingga, mau tidak mau (harga jual ke konsumen) ikut naik,’’ terangnya kemarin (28/1).

Meroketnya harga jual Minyak Kita ke konsumen itu membuat dirinya dan pedagang lain kelimpungan. Karena kerap mendapat komplain dari konsumen lantaran Minyak Kita dijual di atas HET. Kondisi tersebut juga diperparah dengan berkurangnya pasokan migor dari distributor beberapa hari terakhir. ‘’Dulu bisa ambil banyak, sekarang hanya dijatah 2 karton per bulan. Padahal, normalnya dalam sebulan bisa habis 50 karton,’’ ungkap Reni.

Baca Juga :  Mendag Lakukan Pertemuan Khusus dengan Menteri Ekonomi ASEAN di Bali

Naiknya harga migor kemasan itu juga dikeluhkan oleh Wardiana Yulianti, salah seorang pembeli di Pasar Arjowinangun. Dirinya yang biasa membeli dalam jumlah karton, kini harus dibatasi hanya beberapa liter. ‘’Biasa belanja banyak, tapi kalau naik begini terpaksa dikurangi. Takut kalau sudah stok tapi nanti harganya malah turun,’’ ujarnya.

Sebagai gantinya, Diana membeli migor jenis lain yang harganya terbilang stabil. Meskipun terdapat selisih harga jual ke konsumen antara Rp 2–3 ribu. ‘’Kalau jual Minyak Kita melebihi HET itu takutnya dikira menaikkan harga sepihak. Padahal, memang dari pedagangnya sudah mahal,’’ kata Diana. (gen/her)

Most Read

Artikel Terbaru