28.8 C
Madiun
Sunday, June 4, 2023

Ngamen di Pujasera, Gempur Nada Cukup dengan Tiga Personel

KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Lagu Pahlawan Merdeka itu mengalun syahdu dibawakan kelompok musik keroncong Gempur Nada. Meski hanya mengusung tiga personel, harmonisasi musik yang dihasilkan begitu memanjakan telinga. Suara gitar, selo, dan biola saling mengisi dengan manis.

Gempur Nada telah eksis lebih dari tiga dekade. Grup musik keroncong itu terbentuk pada 1987 silam. Pun, sudah melanglang ke berbagai daerah. Termasuk mengisi parade keroncong se-Jawa di Kota Batu. Juga sempat satu panggung dengan legenda musik keroncong, Waljinah. ‘’Kalau tidak salah tahun 2009. Momen yang paling berkesan bagi kami,’’ ujar Djoko Sukotjo, pendiri Gempur Nada kemarin (10/1).

Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, ceritanya berbeda. Mereka lama vakum dari pertunjukan. Kini, Gempur Nada sebatas manggung di rumah makan dan fasilitas publik milik pemkot. ‘’Ngamen sana sini. Bersyukur diberi tempat di rumah makan dan pujasera milik pemkot di Pasar Sleko,’’ ucap Kotjo, sapaan Djoko Sukotjo.

Baca Juga :  Tumbangkan Nganjuk Ladang FC, Persekama Madiun Capolista

Saat ngamen, Gempur Nada tidak mengusung formasi lengkap. Cukup tiga orang. ‘’Kalau pentas di acara besar, lengkap bersepuluh dengan dua penyanyi. Tapi, sampai sekarang nggak ada pentas karena pandemi Covid-19. Sementara cuma ngamen,’’ ungkapnya.

Saat ngamen maupun pentas besar, Gempur Nada tidak melulu memainkan lagu keroncong. Tidak jarang mereka membawakan tembang genre lain seperti pop, bahkan dangdut. ‘’Semua bisa. Tergantung yang nanggap maunya apa,’’ tutur pria 78 tahun itu. (mg4/isd/c1/her)

KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Lagu Pahlawan Merdeka itu mengalun syahdu dibawakan kelompok musik keroncong Gempur Nada. Meski hanya mengusung tiga personel, harmonisasi musik yang dihasilkan begitu memanjakan telinga. Suara gitar, selo, dan biola saling mengisi dengan manis.

Gempur Nada telah eksis lebih dari tiga dekade. Grup musik keroncong itu terbentuk pada 1987 silam. Pun, sudah melanglang ke berbagai daerah. Termasuk mengisi parade keroncong se-Jawa di Kota Batu. Juga sempat satu panggung dengan legenda musik keroncong, Waljinah. ‘’Kalau tidak salah tahun 2009. Momen yang paling berkesan bagi kami,’’ ujar Djoko Sukotjo, pendiri Gempur Nada kemarin (10/1).

Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, ceritanya berbeda. Mereka lama vakum dari pertunjukan. Kini, Gempur Nada sebatas manggung di rumah makan dan fasilitas publik milik pemkot. ‘’Ngamen sana sini. Bersyukur diberi tempat di rumah makan dan pujasera milik pemkot di Pasar Sleko,’’ ucap Kotjo, sapaan Djoko Sukotjo.

Baca Juga :  Power of History Rilis Single Catatan Pemimpi

Saat ngamen, Gempur Nada tidak mengusung formasi lengkap. Cukup tiga orang. ‘’Kalau pentas di acara besar, lengkap bersepuluh dengan dua penyanyi. Tapi, sampai sekarang nggak ada pentas karena pandemi Covid-19. Sementara cuma ngamen,’’ ungkapnya.

Saat ngamen maupun pentas besar, Gempur Nada tidak melulu memainkan lagu keroncong. Tidak jarang mereka membawakan tembang genre lain seperti pop, bahkan dangdut. ‘’Semua bisa. Tergantung yang nanggap maunya apa,’’ tutur pria 78 tahun itu. (mg4/isd/c1/her)

Terpopuler

Artikel Terbaru