Nama Kusuma Aji cukup familier di kalangan musisi campursari. Itu tidak terlepas dari beberapa lagu ciptaannya yang booming. Salah satunya berjudul Wulan Kenangan. Hampir tiga dekade berkarir di dunia musik, Aji enggan berpaling dari genre campursari.
———-
Panyuwunku simpen neng atimu
Yen tresnaku ra cidro selawase
Yen tresnaku ra cidro selawase
Wulan kenangan Desember kapungkasan
LAGU berjudul Wulan Kenangan itu mengalun merdu saat dinyanyikan Kusuma Aji sambil memainkan keybord. Jemarinya pun tampak lincah memencet tuts alat musik tersebut. Sesekali matanya terpejam tanda menghayati tembang yang sedang dinyanyikannya.
Lagu Wulan Kenangan yang resmi dirilis pada 2013 silam itu cukup populer di masyarakat. Pun, hingga kini masih kerap dibawakan kalangan penyanyi campursari. Baik saat manggung maupun dijadikan konten di YouTube.
Aji akrab dengan dunia musik sejak duduk di bangku SD. Kemudian, pada 1995 terjun menjadi musisi campursari. Hingga saat ini sedikitnya 15 lagu telah diciptakan warga Desa Simo, Kecamatan Balerejo, itu. Pun, jam terbangnya di panggung musik sudah tak terhitung. Ratusan daerah di tanah air pernah dia datangi.
‘’Dulu grup kami sering diundang tampil di televisi nasional mengisi acara khusus musik campursari. Pernah juga kolaborasi dengan Gogon Srimulat dan Cak Diqin (musisi campursari asal Banyuwangi, Red),’’ ujar pria yang kini berusia 50 tahun itu.
Kini, Aji telah pensiun dari dunia panggung dan memilih fokus menjadi sound engineer. Aktivitasnya tak jauh-jauh dari proses recording musik serta menata lagu agar sesuai dengan keinginan penciptanya. Namun, sesekali dia menyempatkan diri ikut pentas untuk sekadar bernostalgia.
Hingga saat ini Aji sudah menggarap sekitar 200 lagu permintaan kliennya. Tidak hanya genre campursari, melainkan juga dangdut, pop, dan koplo. ‘’Walaupaun sekarang aliran musik semakin banyak, saya tetap ingin melestarikan campursari. Ada rencana bikin channel YouTube berisi lagu-lagu terbaru saya dengan genre campursari,’’ ujarnya. (mg3/isd)