29.9 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Kumpulan Pencinta Reptil Kota Madiun, Paling Tak Tega Lihat Hewan Melata Disiksa

Kumpulan pencinta reptil ini paling tidak tega melihat hewan melata disiksa apalagi dibunuh. Karenanya, kumpulan ini ringan tangan setiap dimintai pertolongan mengevakuasi reptil yang masuk permukiman.

SRI MULYANI, Jawa Pos Radar Madiun

SIAPA tidak bergidik melihat ular tiba-tiba masuk ke dalam rumah. Menggeliat di lantai kamar mandi atau mengindap di balik lemari. Daripada bulu kuduk semakin berdiri, sebaiknya lekas hubungi kumpulan pencinta reptil ini. Dengan senang hati mereka bakal mengevakuasi. ‘’Sebisa mungkin kami rescue dengan tangan kosong. Supaya bisa dijinakkan dan dipelihara,’’ kata Agus Setya Budi, ketua kumpulan ini.

Kumpulan yang terbentuk 2017 itu beranggotakan delapan pencinta reptil. Di antaranya ada yang masih berstatus pelajar. Itu sering disampaikan saat gelar lapak di Sunday Market maupun Lapangan Gulun. Markasnya di Jalan Mawar, Oro-Oro Ombo, Kartoharjo, pun selalu terbuka. Setiap saat mereka rajin mengedukasi masyarakat agar tak gagap menghadapi reptil. ‘’Sebenarnya ular itu bisa bersahabat dengan manusia kalau bisa mengenal lebih dekat,’’ ujar Agus.

Baca Juga :  Fatmalia Sulap Karung Goni Jadi Aneka Kerajinan

Kodrat ular juga menjadi bagian dari jejaring ekosistem untuk mengendalikan hama. Sayangnya, masyarakat cenderung overprotektif terhadap beragam jenis reptil. Sehingga tak jarang memutuskan untuk membasmi setiap menjumpainya. ‘’Lebih baik dipasrahkan kepada orang yang berpengalaman,’’ imbaunya.

Kumpulan ini telah mengoleksi 50 ular. Ada yang berbisa dan tidak. Mulai weling, kobra, welang, hijau ekor merah, pucuk, dan lainnya. Koleksi itu rata-rata didapati dari evakuasi di rumah warga dan persawahan. ‘’Kami sudah tak terhitung berapa kali digigit. Semakin sering digigit malah semakin kebal,’’ ungkapnya.

Pemuda 22 tahun itu sejak kelas III SD sudah jago menjinakkan ular. Sehingga sudah paham betul karakter dari setiap jenis ular. Semisal ular berbisa, jika bisanya dibuang maka tak bisa makan. ‘’Kami saling belajar setiap mendapati tangkapan baru. Tiap ular makanannya tidak sama. Ada yang sukanya cicak, unggas, atau tikus. Perawatannya mudah. Setiap pagi dimandikan lalu dijemur. Makannya cukup sebulan sekali,’’ terangnya. * (fin/c1)

Kumpulan pencinta reptil ini paling tidak tega melihat hewan melata disiksa apalagi dibunuh. Karenanya, kumpulan ini ringan tangan setiap dimintai pertolongan mengevakuasi reptil yang masuk permukiman.

SRI MULYANI, Jawa Pos Radar Madiun

SIAPA tidak bergidik melihat ular tiba-tiba masuk ke dalam rumah. Menggeliat di lantai kamar mandi atau mengindap di balik lemari. Daripada bulu kuduk semakin berdiri, sebaiknya lekas hubungi kumpulan pencinta reptil ini. Dengan senang hati mereka bakal mengevakuasi. ‘’Sebisa mungkin kami rescue dengan tangan kosong. Supaya bisa dijinakkan dan dipelihara,’’ kata Agus Setya Budi, ketua kumpulan ini.

Kumpulan yang terbentuk 2017 itu beranggotakan delapan pencinta reptil. Di antaranya ada yang masih berstatus pelajar. Itu sering disampaikan saat gelar lapak di Sunday Market maupun Lapangan Gulun. Markasnya di Jalan Mawar, Oro-Oro Ombo, Kartoharjo, pun selalu terbuka. Setiap saat mereka rajin mengedukasi masyarakat agar tak gagap menghadapi reptil. ‘’Sebenarnya ular itu bisa bersahabat dengan manusia kalau bisa mengenal lebih dekat,’’ ujar Agus.

Baca Juga :  Lima Tahun Ulil Absor Aktif di Komunitas Gusdurian Madiun

Kodrat ular juga menjadi bagian dari jejaring ekosistem untuk mengendalikan hama. Sayangnya, masyarakat cenderung overprotektif terhadap beragam jenis reptil. Sehingga tak jarang memutuskan untuk membasmi setiap menjumpainya. ‘’Lebih baik dipasrahkan kepada orang yang berpengalaman,’’ imbaunya.

Kumpulan ini telah mengoleksi 50 ular. Ada yang berbisa dan tidak. Mulai weling, kobra, welang, hijau ekor merah, pucuk, dan lainnya. Koleksi itu rata-rata didapati dari evakuasi di rumah warga dan persawahan. ‘’Kami sudah tak terhitung berapa kali digigit. Semakin sering digigit malah semakin kebal,’’ ungkapnya.

Pemuda 22 tahun itu sejak kelas III SD sudah jago menjinakkan ular. Sehingga sudah paham betul karakter dari setiap jenis ular. Semisal ular berbisa, jika bisanya dibuang maka tak bisa makan. ‘’Kami saling belajar setiap mendapati tangkapan baru. Tiap ular makanannya tidak sama. Ada yang sukanya cicak, unggas, atau tikus. Perawatannya mudah. Setiap pagi dimandikan lalu dijemur. Makannya cukup sebulan sekali,’’ terangnya. * (fin/c1)

Most Read

Artikel Terbaru