Bakat seni mengalir dalam darah Djasmi. Di luar aktivitasnya mengajar di SDN 02 Mojorejo, Kelurahan Mojorejo, Taman, perempuan itu dikenal piawai menyanyi dan menari. Uniknya, Djasmi biasa tampil dengan akik setiap kali pentas.
———-
JARUM jam menunjukkan pukul 11.00. Di sebuah ruang kelas, terlihat Djasmi sedang mengajari anak didiknya menyanyikan salah satu lagu kebangsaan. Rindangnya suasana sekolah membuat waktu terasa cepat berlalu.
Djasmi merupakan seorang guru kelas I SDN 02 Mojorejo, Kelurahan Mojorejo, Taman. Di lingkungan sekolah itu, perempuan tersebut dikenal piawai menyanyi dan menari. ‘’Terutama tari jaipong,’’ ujarnya.
Awalnya Djasmi bercita-cita menjadi polwan. Namun, setelah gagal masuk Akpol, nasib membawanya menjadi seorang guru. ‘’Sejak itu saya mendalami dunia nyanyi. Sering ikut kontes juga waktu itu,’’ ungkap Djasmi.
Bakatnya di bidang olah vokal membawa Djasmi gabung di sejumlah kelompok seni. Mulai paduan suara Dinas Pendidikan Kota Madiun, grup karawitan Abdi Laras milik pemkot, hingga gembrung campursari dindik. ‘’Saya juga pernah gabung band bersama beberapa kepala sekolah,’’ sebut perempuan 59 tahun itu.
Uniknya, setiap kali manggung Djasmi selalu tampil dengan aksesoris batu akik. Pun, dia memiliki koleksi puluhan jenis perhiasan itu di rumahnya. ‘’Saya lebih suka pakai batu akik daripada perhiasan emas atau sejenisnya,’’ ucap Djasmi.
Demi melengkapi koleksinya, tidak jarang Djasmi berburu batu akik hingga luar daerah seperti Jogjakarta, bahkan Kalimantan. ‘’Warna akik yang saya pakai menyesuaikan warna baju,’’ tuturnya. (mg4/isd)