Tiada lagi warung makan diapit bangunan bekas Plaza Ngawi dan Pos Induk Patwal Satlantas Polres Ngawi. Pemiliknya harus bergegas pindah lantaran lokasi tempat makan semipermanen itu bakal menjadi bagian bangunan mal pelayanan publik (MPP).
———-
START pengerjaan proyek MPP tahap II telah bergulir pekan ini. Sugeng, pemilik warung makan di sisi timur bangunan bekas Plaza Ngawi, diberi tenggat sepekan untuk mengosongkan warungnya. Kakek 68 tahun itu bukan sekadar meninggalkan tempatnya mengais rezeki, namun juga kepingan kenangan yang tidak mungkin dapat dihitung.
‘’Saya sudah berjualan di sini lebih dari 50 tahun,’’ kata Sugeng yang tak lain pemilik warung makan legendaris itu, kemarin (22/3).
Sugeng sudah berjualan sejak kawasan Plaza Ngawi masih sebagai stanplat alias terminal pada periode 1970. Tempat pemberhentian bus satu-satunya di kabupaten ini. Di kawasan itu pula terdapat gedung pertunjukan misbar (gerimis bubar) yang mempertontonkan hiburan rakyat. Seperti ludruk, ketoprak, dan pemutaran film.
‘’Wilayah ini dulu paling ramai se-Ngawi. Tempatnya mejeng karena menjadi terminal dan pusat hiburan rakyat,’’ kenang warga Kelurahan Margomulyo, Ngawi, tersebut.
Setengah abad berselang, Sugeng satu-satunya pedagang yang masih bertahan. Terekam dalam ingatannya perkembangan stanplat. Medio 1980-an, terminal pindah ke wilayah Desa Beran. Tepatnya di gedung yang saat ini menjadi kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Ngawi.
Namun, pamornya tidak meredup lantaran masih menjadi tempat angkutan umum ngetem. Alih-alih sepi, kawasan tersebut bertambah ramai karena pembangunan Bioskop Sonobudoyo. ‘’Setelah terminal dialihkan ke Klitik (yang kini menjadi Gor Bung Hatta, Red), bioskop mulai redup dan akhirnya berganti lagi,’’ ungkapnya.
Pada 1990-an, dua rumah toko (ruko) berdiri di kawasan bekas stanplat. Masing-masing menghadap ke timur dan barat. Sayangnya, dua ruko tersebut tidak berkembang. Kemudian berdirilah Plaza Ngawi pada 1999. Keberadaannya eksis selama dua dekade. Sebelum akhirnya meredup dan kini diketahui bakal bersalin rupa menjadi MPP. ‘’Ada tawaran tempat berjualan nantinya di MPP. Tapi belum ada komitmen tertulis dari pemkab,’’ kata Sugeng kala ditanya rencana berjualan selanjutnya. (mg3/cor)