KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Sejak beberapa bulan terakhir Koirul Kamami rajin berkeliling dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Yakni, memberikan pelatihan keterampilan bagi para santri. Aktivitas itu dijalani sejak Februari lalu. Dimulai di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Huda, Mayak, Ponorogo.
Koirul berbagi ilmu membuat kasur busa lateks alias springbed. Baru delapan kali pertemuan, santri yang diajari sudah bisa membuat tiga springbed. ‘’Ilmu ini bisa menjadi bekal mereka saat sudah lulus dari pondok,’’ kata pria 55 tahun itu.
Sejak lulus kuliah pada 1991 silam Koirul menjajal berbagai usaha. Mulai menjahit, berjualan jamu keliling, hingga kontraktor. Dia juga sempat menjadi tukang jok sofa, kursi, dan springbed. ‘’Setelah di Mayak nanti, (pelatihan, Red) berlanjut ke pondok-pondok lain,’’ ujarnya.
Rencananya, setelah program pelatihan pembuatan springbed rampung, berlanjut ke konveksi. Kemudian, tata boga. Pun, Koirul berharap pondok mendirikan badan usaha untuk menunjang pemasaran produknya. ‘’Nanti juga ada lembaga penjamin mutu agar laku di pasaran,’’ ungkapnya.
Koirul akrab dengan dunia pesantren sejak kecil. Dimulai dengan mondok di Ponpes Al-Husna, Kediri, saat menempuh pendidikan guru agama negeri (PGAN) era 1980-an silam. Setelah lulus pada 1985 dia melanjutkan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Selama kuliah di IAIN itu Koirul tinggal di Ponpes Darul Huda, Mayak. Setelah lulus pada 1991, dia menikah dan fokus menjadi wirausahawan. ‘’Saya juga mengajar di MTs Al-Istiqomah, Wungu, sambil menjahit,’’ sebut warga Kelurahan Kanigoro, Kartoharjo, itu.
Pada 2017 Koirul diterima sebagai PNS di Kementerian Agama (Kemenag) Kota Madiun. Kariernya sejak berseragam abdi negara cukup cemerlang. Terbukti, hanya dua tahun berselang dia diangkat menjadi Kasi penyelenggaraan haji dan umrah.
Di luar kesibukannya ngantor di Kemenag, Koirul aktif mengisi pengajian di masjid sekitar rumahnya. Setiap Jumat setelah subuh, dia rutin mengisi kajian keagamaan. ‘’Tema pengajiannya saya sesuaikan momentum dan yang dirasa pas dengan kebutuhan masyarakat,’’ tuturnya.
Setiap Ramadan, Koirul juga kerap ditunjuk menjadi imam salat Tarawih, mengisi kuliah tujuh menit (kultum), dan khatib salat Jumat. ‘’Lebaran nanti kalau tidak ada undangan jadi imam salat Id, penginnya jadi makmum di masjid bersejarah seperti Masjid Kyai Ageng Basyariah, Sewulan,’’ ungkapnya. ***(isd/c1)