30.7 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Jual Tanah Demi Lunasi Biaya Haji, Salamah Jadi CJH Tertua dari Ponorogo

Usia tak menghalangi Salamah menunaikan ibadah haji. Dia mulai mendaftar saat usianya telah menginjak 83 tahun. Sepuluh tahun menanti, di usianya nyaris satu abad kurang tujuh tahun ini dia diberangkatkan ke Tanah Suci. Haru bercampur bahagia, kendati tubuh termakan usia Salamah bersemangat memenuhi panggilan haji.

———-

TAK sehelaipun rambut nenek Salamah yang berwarna hitam. Pun garis kerut menggurat di wajahnya. Jalannya tertatih, bahkan harus dibantu kursi roda. Untuk duduk ke dipan yang ada di dapur, nampak jelas dia harus hati-hati. Mengenakan pakaian putih bersih sembari tangannya menggenggam Quran, wajah Salamah tampak bahagia.

Ya, Salamah, warga Desa Ngrandu, Kauman itu merupakan calon jamaah (CJH) tertua dari Ponorogo. Usianya hampir menyentuh satu abad, tepatnya 93 tahun. Pendengarannya mulai berkurang, tidak heran harus nyaring saat berbicara dengannya. Namun semangatnya untuk pergi haji patut diacungi jempol.

Baca Juga :  Yoen Ayomi, Desainer Kebaya Modern Asal Magetan

‘’Kalaupun harus berangkat hari ini juga, saya siap,’’ kata Salamah.

Meski dengan terbata-bata, Salamah masih ingat betul awal mula hatinya terketuk pergi berhaji. Hasrat itu muncul 2013 silam saat Salamah mengikuti acara pengajian rutin di lingkungan tempat tinggalnya. Kebetulan, materi ceramah membahas tentang keutamaan ibadah haji. Sat itulah terbersit niat menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

‘’Ingin sekali berangkat, sudah tidak sabar lagi,’’ ujarnya.

Tekad Salamah sudah bulat hingga akhirnya mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji (CJH) di tahun itu. Padahal ketika itu, uang tabungannya belum mencukupi.

Beruntung, keinginan nenek dua canggah itu mendapat dukungan dari keluarga. Atas izin Salamah, anak, cucu, maupun canggahnya sepakat menjual sebidang tanah untuk melunasi pembayaran haji. ‘’Jual tanahnya ke cucu sendiri dan lunas 2020 lalu,’’ kata Imam Supingi, putranya. (gen/kid)

Usia tak menghalangi Salamah menunaikan ibadah haji. Dia mulai mendaftar saat usianya telah menginjak 83 tahun. Sepuluh tahun menanti, di usianya nyaris satu abad kurang tujuh tahun ini dia diberangkatkan ke Tanah Suci. Haru bercampur bahagia, kendati tubuh termakan usia Salamah bersemangat memenuhi panggilan haji.

———-

TAK sehelaipun rambut nenek Salamah yang berwarna hitam. Pun garis kerut menggurat di wajahnya. Jalannya tertatih, bahkan harus dibantu kursi roda. Untuk duduk ke dipan yang ada di dapur, nampak jelas dia harus hati-hati. Mengenakan pakaian putih bersih sembari tangannya menggenggam Quran, wajah Salamah tampak bahagia.

Ya, Salamah, warga Desa Ngrandu, Kauman itu merupakan calon jamaah (CJH) tertua dari Ponorogo. Usianya hampir menyentuh satu abad, tepatnya 93 tahun. Pendengarannya mulai berkurang, tidak heran harus nyaring saat berbicara dengannya. Namun semangatnya untuk pergi haji patut diacungi jempol.

Baca Juga :  Hesti Irawati Sukses Tekuni Usaha Boneka Kain Flanel-Perca

‘’Kalaupun harus berangkat hari ini juga, saya siap,’’ kata Salamah.

Meski dengan terbata-bata, Salamah masih ingat betul awal mula hatinya terketuk pergi berhaji. Hasrat itu muncul 2013 silam saat Salamah mengikuti acara pengajian rutin di lingkungan tempat tinggalnya. Kebetulan, materi ceramah membahas tentang keutamaan ibadah haji. Sat itulah terbersit niat menunaikan rukun Islam kelima tersebut.

‘’Ingin sekali berangkat, sudah tidak sabar lagi,’’ ujarnya.

Tekad Salamah sudah bulat hingga akhirnya mendaftarkan diri sebagai calon jamaah haji (CJH) di tahun itu. Padahal ketika itu, uang tabungannya belum mencukupi.

Beruntung, keinginan nenek dua canggah itu mendapat dukungan dari keluarga. Atas izin Salamah, anak, cucu, maupun canggahnya sepakat menjual sebidang tanah untuk melunasi pembayaran haji. ‘’Jual tanahnya ke cucu sendiri dan lunas 2020 lalu,’’ kata Imam Supingi, putranya. (gen/kid)

Most Read

Artikel Terbaru