25.4 C
Madiun
Saturday, June 3, 2023

Sejak Remaja Moch. Zaenal Fatah Aktif Rawat Makam Kuno Taman

Bagi Moch. Zaenal Fatah, Masjid Kuno Taman seolah sudah menjadi rumah keduanya. Maklum saja, sejak remaja dia aktif merawat makam di kompleks masjid tersebut. Pun, pegabdiannya itu berbuah status PNS BPCB Trowulan.

———-

SETELAH mandi dan berganti kaus oblong cokelat, pagi itu Moch. Zaenal Fatah bergegas mengeluarkan motor honda Beat miliknya. Kemudian, menuju kawasan pemakaman di kompleks Masjid Kuno Taman. Sampai di lokasi, pria itu langsung bersih-bersih makam.

Sesekali Mamak –sapaan akrab Moch. Zaenal Fatah- mengangkat handphone-nya saat ada panggilan masuk. ‘’Ada yang mau berziarah ke sini,’’ kata warga Jalan Alpukat, Kelurahan/Kecamatan Taman, Kota Madiun, itu.

Mamak menjadi petugas perawat makam kuno Taman sejak duduk di bangku SMA. Kala itu, keturunan Raden Ronggo Prawirosentiko, bupati Madiun di masa lalu itu, biasa membantu ayahnya bersih-bersih area pemakaman. ‘’Lama-lama hafal makam-makam yang ada di sini,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Pernah Jajal Indonesian Idol, Cici Fajariyani Sempat Tampil di Eropa

Pengabdiannya itu belakangan mendapat pengakuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pria yang kini berusia 59 tahun itu ditetapkan sebagai cagar budayawan Masjid Kuno Taman. ‘’Proses seleksinya cukup ketat waktu itu,’’ sebutnya.

Pada 2005 Mamak resmi diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) lingkup Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Pun, setiap bulan dia harus ke BPCB untuk absen. ‘’Kadang kala kalau ada meeting di Kementerian Pariwisata saya ikut hadir,’’ tuturnya. (mg4/isd)

Bagi Moch. Zaenal Fatah, Masjid Kuno Taman seolah sudah menjadi rumah keduanya. Maklum saja, sejak remaja dia aktif merawat makam di kompleks masjid tersebut. Pun, pegabdiannya itu berbuah status PNS BPCB Trowulan.

———-

SETELAH mandi dan berganti kaus oblong cokelat, pagi itu Moch. Zaenal Fatah bergegas mengeluarkan motor honda Beat miliknya. Kemudian, menuju kawasan pemakaman di kompleks Masjid Kuno Taman. Sampai di lokasi, pria itu langsung bersih-bersih makam.

Sesekali Mamak –sapaan akrab Moch. Zaenal Fatah- mengangkat handphone-nya saat ada panggilan masuk. ‘’Ada yang mau berziarah ke sini,’’ kata warga Jalan Alpukat, Kelurahan/Kecamatan Taman, Kota Madiun, itu.

Mamak menjadi petugas perawat makam kuno Taman sejak duduk di bangku SMA. Kala itu, keturunan Raden Ronggo Prawirosentiko, bupati Madiun di masa lalu itu, biasa membantu ayahnya bersih-bersih area pemakaman. ‘’Lama-lama hafal makam-makam yang ada di sini,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Persatuan Orang Tua Ugal-ugalan, Eksis Mainkan Tamiya

Pengabdiannya itu belakangan mendapat pengakuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pria yang kini berusia 59 tahun itu ditetapkan sebagai cagar budayawan Masjid Kuno Taman. ‘’Proses seleksinya cukup ketat waktu itu,’’ sebutnya.

Pada 2005 Mamak resmi diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) lingkup Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Pun, setiap bulan dia harus ke BPCB untuk absen. ‘’Kadang kala kalau ada meeting di Kementerian Pariwisata saya ikut hadir,’’ tuturnya. (mg4/isd)

Terpopuler

Artikel Terbaru