24.1 C
Madiun
Saturday, June 3, 2023

Agita Risma Nurhikmawati, Dosen Unipma yang Tempuh Beasiswa S3 di Australia

Kuliah di luar negeri dipastikan membutuhkan biaya tidak sedikit. Itu pula yang mendasari Agita Risma Nurhikmawati rajin berburu beasiswa untuk menempuh pendidikan di manca negara. Berkat kegigihannya, dosen Unipma itu lolos beasiswa S3 di Australia.

———-

ESAI dan proposal penelitian menjadi bagian tak terpisahkan Agita Risma Nurhikmawati sejak beberapa tahun terakhir. Maklum saja, dosen Bahasa Inggris Universitas PGRI Madiun (Unipma) itu rajin berburu beasiswa.

Periode 2020-2021 lalu, misalnya, Agita melamar delapan program beasiswa. Namun, baru pada tahun lalu upayanya berhasil. Dia lolos beasiswa pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbud di Universitas New South Wales, Sydney, Australia. ‘’Saya ambil school of arts and media fakultas seni, desain dan arsitektur,’’ ujarnya.

Sejatinya, pada 2019 Agita sempat lolos program beasiswa Fulbright Dikti. Namun, universitasnya dinilai kurang pas sehingga dia memutuskan untuk mengabaikannya. ‘’Kebetulan saat itu universitas yang ditawarkan lokasinya di kota kecil,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Rasuah PD BPR Kota Madiun Naik Penyidikan

Bagi Agita, beasiswa sangat penting. Pasalnya, menempuh pendidikan S3 di luar negeri dipastikan membutuhkan biaya tidak sedikit. ‘’Bisa sampai miliaran,’’ sebut perempuan yang pernah mengajar Bahasa Indonesia dalam program Fulbright Foreign Language Teaching Assistant (FLTA) di Columbia University, New York, Amerika Serikat, itu.

Berbagai persiapan dilakukan Agita sebelum mendapatkan beasiswa. Mulai mengatur jadwal mengajar di kampusnya hingga mempelajari teknik interview.  ‘’Harus pandai-pandai membagi waktu. Juga aktif latihan interview sejak jauh hari,’’ kata Agita.

Di mata Agita, iklim akademik kampus di luar negeri sangat supportif ke mahasiswa. ‘’Saya juga dituntut rajin membaca referensi untuk bahan disertasi,’’ ujarnya. (mg4/isd)

Kuliah di luar negeri dipastikan membutuhkan biaya tidak sedikit. Itu pula yang mendasari Agita Risma Nurhikmawati rajin berburu beasiswa untuk menempuh pendidikan di manca negara. Berkat kegigihannya, dosen Unipma itu lolos beasiswa S3 di Australia.

———-

ESAI dan proposal penelitian menjadi bagian tak terpisahkan Agita Risma Nurhikmawati sejak beberapa tahun terakhir. Maklum saja, dosen Bahasa Inggris Universitas PGRI Madiun (Unipma) itu rajin berburu beasiswa.

Periode 2020-2021 lalu, misalnya, Agita melamar delapan program beasiswa. Namun, baru pada tahun lalu upayanya berhasil. Dia lolos beasiswa pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbud di Universitas New South Wales, Sydney, Australia. ‘’Saya ambil school of arts and media fakultas seni, desain dan arsitektur,’’ ujarnya.

Sejatinya, pada 2019 Agita sempat lolos program beasiswa Fulbright Dikti. Namun, universitasnya dinilai kurang pas sehingga dia memutuskan untuk mengabaikannya. ‘’Kebetulan saat itu universitas yang ditawarkan lokasinya di kota kecil,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  PKS Kota Madiun Buka Pintu Lebar-lebar Masyarakat untuk Nyaleg di 2024

Bagi Agita, beasiswa sangat penting. Pasalnya, menempuh pendidikan S3 di luar negeri dipastikan membutuhkan biaya tidak sedikit. ‘’Bisa sampai miliaran,’’ sebut perempuan yang pernah mengajar Bahasa Indonesia dalam program Fulbright Foreign Language Teaching Assistant (FLTA) di Columbia University, New York, Amerika Serikat, itu.

Berbagai persiapan dilakukan Agita sebelum mendapatkan beasiswa. Mulai mengatur jadwal mengajar di kampusnya hingga mempelajari teknik interview.  ‘’Harus pandai-pandai membagi waktu. Juga aktif latihan interview sejak jauh hari,’’ kata Agita.

Di mata Agita, iklim akademik kampus di luar negeri sangat supportif ke mahasiswa. ‘’Saya juga dituntut rajin membaca referensi untuk bahan disertasi,’’ ujarnya. (mg4/isd)

Terpopuler

Artikel Terbaru