29.4 C
Madiun
Monday, March 20, 2023

Kampung Ledhek Kethek Kertosari Tamat? 

MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Julukan Desa Kertosari, Geger, sebagai kampung ledhek kethek, naga-naganya bakal tamat. Sejak berpuluh tahun lalu, banyak warga setempat yang bekerja sebagai pengamen topeng monyet. Namun pada Kamis (1/3), mereka harus menyerahkan monyet jenis ekor panjang ke kantor desa setempat.

Binatang peliharaan sekaligus sumber nafkah para pengamen itu selanjutnya diserahkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur. Itu dilakukan menyusul larangan kegiatan topeng monyet dari pemerintah lantaran kurangnya pemenuhan kesejahteraan satwa.

Sebanyak 23 ekor monyet dievakuasi BBKSDA bersama salah satu lembaga nirlaba. Puluhan monyet tersebut selama ini dilatih dan dipekerjakan tanpa memperhatikan kaidah kesejahteraan satwa. Upaya ini juga demi mewujudkan Indonesia bebas topeng monyet.

‘’Antara rela tidak rela, tapi keadaan sudah terjepit karena pendapatan sekarang sedikit, sepi peminat. Untuk makan saja tidak cukup,’’ tutur Poniran, salah seorang pengamen ledhek kethek setempat.

Sebagai ganti rugi atas kesediaan mereka menyerahkan monyet berikut peralatan mengamen, lembaga nirlaba memberi bantuan uang tunai Rp 3,5 juta per rkor. Bantuan tersebut diharapkn dapat digunakan warga membuka usaha baru atau pekerjaan lain. ‘’Rencananya untuk modal usaha pengepul barang bekas,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Berkat BNI, Penantian 20 Tahun Swiss Open Terjawab

Sementara itu, Plt. Kepala BKSDA Jawa Timur Wilayah 1 Madiun Andik Sumarsono menyebutkan, monyet-monyet tersebut akan diperiksa kondisi kesehatannya. Pun, akan direhabilitasi lebih dulu sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya. ‘’Karena selama ini satwa-satwa tersebut di-treatment tidak sesuai perilaku alamiahnya,’’ katanya.

Rencananya, usai masa rehabilitasi, monyet jenis Macaca Fascicularis itu akan dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Nusa Barong, Jember. Menurut dia, wilayah Kabupaten Madiun disasar karena merupakan salah satu induk atau pusat pelatihan topeng monyet di Jawa Timur. ‘’Selain menegakkan aturan, memelihara monyet ekor panjang juga berisiko terhadap kesehatan manusia karena berpotensi menularkan penyakit TBC, rabies hingga flu,’’ jelsnya. (mg3/sat)

MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Julukan Desa Kertosari, Geger, sebagai kampung ledhek kethek, naga-naganya bakal tamat. Sejak berpuluh tahun lalu, banyak warga setempat yang bekerja sebagai pengamen topeng monyet. Namun pada Kamis (1/3), mereka harus menyerahkan monyet jenis ekor panjang ke kantor desa setempat.

Binatang peliharaan sekaligus sumber nafkah para pengamen itu selanjutnya diserahkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur. Itu dilakukan menyusul larangan kegiatan topeng monyet dari pemerintah lantaran kurangnya pemenuhan kesejahteraan satwa.

Sebanyak 23 ekor monyet dievakuasi BBKSDA bersama salah satu lembaga nirlaba. Puluhan monyet tersebut selama ini dilatih dan dipekerjakan tanpa memperhatikan kaidah kesejahteraan satwa. Upaya ini juga demi mewujudkan Indonesia bebas topeng monyet.

‘’Antara rela tidak rela, tapi keadaan sudah terjepit karena pendapatan sekarang sedikit, sepi peminat. Untuk makan saja tidak cukup,’’ tutur Poniran, salah seorang pengamen ledhek kethek setempat.

Sebagai ganti rugi atas kesediaan mereka menyerahkan monyet berikut peralatan mengamen, lembaga nirlaba memberi bantuan uang tunai Rp 3,5 juta per rkor. Bantuan tersebut diharapkn dapat digunakan warga membuka usaha baru atau pekerjaan lain. ‘’Rencananya untuk modal usaha pengepul barang bekas,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Dewan Minta Pemkab Pacitan Genjot Vaksinasi dan Kencangkan Pengawasan

Sementara itu, Plt. Kepala BKSDA Jawa Timur Wilayah 1 Madiun Andik Sumarsono menyebutkan, monyet-monyet tersebut akan diperiksa kondisi kesehatannya. Pun, akan direhabilitasi lebih dulu sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya. ‘’Karena selama ini satwa-satwa tersebut di-treatment tidak sesuai perilaku alamiahnya,’’ katanya.

Rencananya, usai masa rehabilitasi, monyet jenis Macaca Fascicularis itu akan dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Nusa Barong, Jember. Menurut dia, wilayah Kabupaten Madiun disasar karena merupakan salah satu induk atau pusat pelatihan topeng monyet di Jawa Timur. ‘’Selain menegakkan aturan, memelihara monyet ekor panjang juga berisiko terhadap kesehatan manusia karena berpotensi menularkan penyakit TBC, rabies hingga flu,’’ jelsnya. (mg3/sat)

Most Read

Artikel Terbaru