30.7 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Sukses Produksi Beras, Endro Prayitno Jajaki Bisnis Teh dan Kopi Porang

Pohon porang banyak tumbuh di Madiun. Tanaman yang awalnya tumbuh liar itu kini mulai dikembangkan. Nah, Endro Prayitno memiliki ide membuat beras porang. Hingga menjadi lahan bisnis baru.

———-

KESIBUKAN mulai terlihat di salah satu rumah di Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, menjelang matahari terbenam. Endro Prayitno, si pemilik rumah, dibantu keponakannya mulai disibukkan mengemas beras porang. Mulai dari kemasan 100 gram, 500 gram hingga 1 kilogram. Selanjutnya dipajang di etalase kaca depan rumah.

‘’Usaha ini dirintis sejak 2019,’’ kata Endro.

Ide tersebut bermula ketika dirinya masih menjadi marketing mobil. Saat keliling memasarkan kendaraan hingga ke wilayah Kabupaten Madiun, dia mendapati tumpukan porang di rumah salah satu warga. Porang tersebut kemudian diangkut menggunakan truk ke luar Madiun. ‘’Karena melihat begitu tingginya minat konsumen terhadap porang, saya tertarik untuk mencoba menekuni bisnis tersebut,’’ terangnya.

Dia lantas membeli sepetak tanah di Magetan dan mulai menanam porang. Selang waktu berjalan, Endro mulai belajar mengolah tanaman umbi-umbian tersebut. Termasuk menjajaki kerja sama dengan perusahaan pengolah porang. ‘’Saya coba mengenali bagaimana prosesnya dan yakin untuk memasarkan,’’ ujar pria 51 tahun tersebut.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Bakal Lantik Azwar Anas sebagai Menteri PAN-RB Hari Ini

Dari pengalaman itulah kemudian Endro berusaha mengolah porang menjadi tepung dan beras. Semuanya diproduksi secara mandiri. Termasuk dalam penentuan model dan desain kemasannya. ‘’Beras porang ini memiliki banyak manfaat. Selain kalori yang rendah cocok untuk diet. Beras porang ini juga mampu menurunkan diabetes dan kolesterol,’’ terangnya.

Setelah hampir empat tahun merintis usahanya tersebut, Endro kini mulai menikmati hasilnya. Dia berhasil merangkul puluhan reseller dari berbagai daerah yang aktif memasarkan produknya secara online maupun offline. Pun, produknya sudah tembus ke Kalimantan, Batam, dan Jakarta.

Endro mengaku rata-rata omzet yang dikantongi mencapai Rp 20 juta per bulan. Hasil itu dianggap lebih dari cukup. ‘’Saat ini saya coba memulai untuk mengembangkannya menjadi teh dan kopi porang. Tinggal menunggu hasil (pemeriksaan) laboratorium dari Institut Pertanian Bogor (IPB),’’ ujarnya. ***(her)

Pohon porang banyak tumbuh di Madiun. Tanaman yang awalnya tumbuh liar itu kini mulai dikembangkan. Nah, Endro Prayitno memiliki ide membuat beras porang. Hingga menjadi lahan bisnis baru.

———-

KESIBUKAN mulai terlihat di salah satu rumah di Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, menjelang matahari terbenam. Endro Prayitno, si pemilik rumah, dibantu keponakannya mulai disibukkan mengemas beras porang. Mulai dari kemasan 100 gram, 500 gram hingga 1 kilogram. Selanjutnya dipajang di etalase kaca depan rumah.

‘’Usaha ini dirintis sejak 2019,’’ kata Endro.

Ide tersebut bermula ketika dirinya masih menjadi marketing mobil. Saat keliling memasarkan kendaraan hingga ke wilayah Kabupaten Madiun, dia mendapati tumpukan porang di rumah salah satu warga. Porang tersebut kemudian diangkut menggunakan truk ke luar Madiun. ‘’Karena melihat begitu tingginya minat konsumen terhadap porang, saya tertarik untuk mencoba menekuni bisnis tersebut,’’ terangnya.

Dia lantas membeli sepetak tanah di Magetan dan mulai menanam porang. Selang waktu berjalan, Endro mulai belajar mengolah tanaman umbi-umbian tersebut. Termasuk menjajaki kerja sama dengan perusahaan pengolah porang. ‘’Saya coba mengenali bagaimana prosesnya dan yakin untuk memasarkan,’’ ujar pria 51 tahun tersebut.

Baca Juga :  813 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Dilakukan Mantan Pacar

Dari pengalaman itulah kemudian Endro berusaha mengolah porang menjadi tepung dan beras. Semuanya diproduksi secara mandiri. Termasuk dalam penentuan model dan desain kemasannya. ‘’Beras porang ini memiliki banyak manfaat. Selain kalori yang rendah cocok untuk diet. Beras porang ini juga mampu menurunkan diabetes dan kolesterol,’’ terangnya.

Setelah hampir empat tahun merintis usahanya tersebut, Endro kini mulai menikmati hasilnya. Dia berhasil merangkul puluhan reseller dari berbagai daerah yang aktif memasarkan produknya secara online maupun offline. Pun, produknya sudah tembus ke Kalimantan, Batam, dan Jakarta.

Endro mengaku rata-rata omzet yang dikantongi mencapai Rp 20 juta per bulan. Hasil itu dianggap lebih dari cukup. ‘’Saat ini saya coba memulai untuk mengembangkannya menjadi teh dan kopi porang. Tinggal menunggu hasil (pemeriksaan) laboratorium dari Institut Pertanian Bogor (IPB),’’ ujarnya. ***(her)

Most Read

Artikel Terbaru