Jawa Pos Radar Madiun – ’’Di antara rumah dan mimbarku adalah taman-taman surga, dan mimbarku terletak di atas kolamku (kelak pada hari kiamat).’’ Dari hadis Nabi SAW tersebut diyakini bahwa Raudah menjadi tempat yang mustajabah. Sehingga, setiap jemaah ingin mendatanginya. Berikut catatan H SOENARWOTO, pimpinan Ladima Tour & Travel.
Masuk Raudah Kini Harus Pakai Tasreh
‘’MAS, saya boleh ikut masuk Raudah dengan rombongan jenengan?’’ memelas seorang jemaah asal Semarang dari travel lain kepada Ustad Jihad Abubakar Balbeid, mutawif Ladima Tour & Travel.
Ustad Jihad paham jika jemaah tersebut tidak memiliki tasreh. Sehingga, untuk bisa masuk Raudah harus nunut rombongan Ladima Tour & Travel. Tasreh adalah surat izin masuk Raudah yang dikeluarkan muasasah.
‘’Monggo silakan,’’ jawab Ustad Jihad. ‘’Tapi, jika askar atau petugas mengetahui sampeyan bukan rombongan kami, pasti akan dilarang ikut masuk ke Raudah. Soalnya, penjaga masuk Raudah itu sangat ketat menyeleksi tasreh. Jika ketahuan jumlah jemaah tidak sesuai tasreh, pasti akan ditolak,’’ lanjut dia.
Tiga jemaah asal Semarang pun memahaminya. ‘’Kami cuma ikhtiar. Jika nanti kami bisa lolos pemeriksaan, alhamdulillah. Jika tidak, berarti bukan rezeki kami,’’ ujar salah seorang dari tiga jemaah asal Semarang itu dengan wajah penuh harap.
Mereka pun nunut satu barisan di belakang rombongan Ladima. Malam itu, sekitar pukul 23.00, saat jemaah Ladima dapat jadwal masuk Raudah, petugas sangat ketat memeriksa tasreh. Ketika mengetahui tiga jemaah itu tak memiliki tasreh dan bukan rombongan Ladima, langsung diminta keluar dari barisan.
Tak pelak, ketiga jemaah nunut itu keluar dari barisan dengan wajah kecewa dan sedih. ‘’Sejak pandemi Covid-19 sampai sekarang, setiap jemaah masuk Raudah harus memiliki tasreh. Jika tidak, pasti ditolak. Seperti jemaah yang nunut kita itu tadi,’’ jelas Ustad Jihad sembari duduk antre di dalam Masjid Nabawi setelah menjalani pemeriksaan tasreh.
Dulu, jemaah bebas datang ke Raudah. Pun, bisa berkali-kali. Setiap saat dan waktu. Sekuat dan semampu jemaah. Tapi, sekarang tidak bisa. Setiap jemaah hanya diberi izin satu kali ke Raudah. Bahkan, tak sedikit jemaah tidak mendapatkan tasreh sehingga tak bisa masuk Raudah.
Padahal, Raudah adalah tempat yang diimpi-impikan jemaah. Raudah diyakini sebagai tempat yang paling mustajabah di Masjid Nabawi. ‘’Alhamdulillah, semua jemaah Ladima bisa mendapatkan tasreh dan bisa masuk Raudah. Mohon, saat di Raudah dimanfaatkan untuk beribadah dengan sungguh-sungguh. Karena banyak jemaah yang sudah datang di Madinah tidak bisa masuk Raudah,’’ beber mutawif asal Lumajang itu.
Ada beberapa alasan jemaah tidak mendapatkan tasreh. Antara lain karena pihak travel tidak mengetahui peraturan baru tersebut. Sehingga, mereka tak mengurusnya saat membeli visa umrah. Juga tak sedikit muasasah menjual visa tanpa tasreh masuk Raudah. Alias cuma visa umrah. Sehingga, ketika di Masjid Nabawi tak punya hak untuk masuk Raudah.
Sebenarnya, tak sedikit travel sudah beli visa umrah include tasreh. Namun, waktu tinggal jemaah di Madinah tidak mencukupi. Misalnya, di Madinah hanya tiga hari, sedangkan tasreh baru keluar empat hari atau lima hari kemudian. Sehingga, tak bisa digunakan karena rombongan sudah keburu pindah ke Makkah atau pulang ke tanah air.
Karena belum tercetak tasreh-nya hingga batas tinggal di Madinah sudah habis, jemaah tidak bisa masuk ke Raudah. Banyak jemaah yang menangis saat meninggalkan Madinah karena tak bisa masuk Raudah. ‘’Memang impian jemaah dari tanah air saat di Masjid Nabawi ingin menziarahi Nabi serta salat dan berdoa di Raudah. Tapi, tak bisa masuk ke Raudah gara-gara terbentur tasreh,’’ pungkas Ustad Jihad. ***(sat/c1)