Jawa Pos Radar Madiun – Jika sudah masuk bulan Ramadan, suasana Masjidilharam penuh sesak jemaah. Bukan hanya dari luar, warga Saudi juga ramai-ramai menjalankan ibadah umrah. Berikut catatan H SOENARWOTO, pimpinan Ladima Tour & Travel.
Umrah Kedua Dimajukan, Mikat di Masjid Tan’im
DARI Kota Madinah Al Munawarah naik bus perjalanan ditempuh sekitar enam jam. Begitu tiba di Kota Makkah Al Mukaramah jemaah langsung menjalankan rangkaian ibadah umrah (tawaf, sai, dan tahalul) di Masjidilharam hingga larut malam. Tapi, ketika baru merampungkan umrah pertama pada malam Kamis (30/3), muasasah sudah menetapkan pelaksanaan umrah kedua malam Jumat (31/3).
‘’Bagaimana ini, kami dapat info pelaksanaan umrah kedua kita diajukan. Mestinya, Sabtu, tanggal 2 April setelah city tour dengan mengambil mikat di Tji’ranah. Diajukan, jemaah siap nggih? Jika tidak, mungkin kita tak bisa umrah berombongan lagi,’’ tanya Ustad Jihad Abubakar Balbeid kepada jemaah Ladima selepas salat Duhur.
Ternyata, dengan penuh antusias seluruh jemaah menyatakan siap. Meski hanya berselang semalam dari umrah pertama. ‘’Kita datang jauh-jauh ke Tanah Suci ini niatnya hanya untuk umrah. Nunggu-nya juga sudah dua tahun gara-gara Covid-19. Insya Allah, tak ada kata lelah untuk melaksanakan ibadah umrah lagi nanti malam,’’ kata sejumlah jemaah.
‘’Jangankan dua kali, jika bisa setiap hari umrah selama di Kota Makkah juga tak apa. Malah, alhamdulillah. Kita dari tanah air sudah siap untuk capek dan lelah. Insya Allah, capek dan lelah menjalankan ibadah di Tanah Suci akan terasa nikmat di hati,’’ timpal jemaah yang lain dengan penuh semangat.
Benar, semua bersemangat. Semua jemaah, baik yang muda maupun tua, ikut ibadah umrah kedua bakda salat Isya itu. Bahkan, Ny Pariyem, jemaah asal Caruban yang kena stroke dan harus naik kursi roda, juga ikut umrah kedua didorong anaknya, Cindy Aprilia. Semua jemaah lantas naik bus menuju Masjid Tan’im.
‘’Umrah kedua ini bertepatan malam Jumat. Biasanya, Masjidilharam sangat ramai jemaah menjalankan ibadah umrah, tawaf sunah, dan iktikaf. Untuk itu, kita harus selalu kompak saat tawaf dan sai hingga tahalul, agar tidak ada jemaah yang terpisah dari rombongan,’’ jelas Ustad Jihad sebelum memandu doa menetapkan niat umrah kedua di Masjid Tan’im.
 ‘’Tidak mengapa diajukan ya, asal dapat tasreh untuk umrah kedua secara berombongan. Daripada tidak dapat tasreh, kita tak bisa umrah kedua secara berombongan,’’ tutur Ustad Jihad sembari menyebutkan pengajuan umrah kedua karena pada 2 April, Saudi Arabia sudah menetapkan 1 Ramadan 1443 H.
Jika sudah masuk Ramadan, suasana Masjidilharam penuh sesak jemaah. Bukan hanya dari luar, warga Saudi juga ramai-ramai umrah. Bisa jadi inginnya muasasah jadwal diajukan itu untuk memudahkan jemaah Ladima menjalankan umrah kedua.
‘’Agar pula jemaah Ladima bisa mengikuti salat Tarawih di Masjidilharam jika 2 April sudah Ramadan. Bisa Tarawih di Masjidilharam itu juga diimpi-impikan jemaah seperti kita yang dari Indonesia ini,’’ pungkas Ustad Jihad. ***(sat/c1)