29.9 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Akhlak Mulia

NILAI manusia tidak terletak pada hartanya, tetapi pada moralnya. Biarpun kaya, jabatan tinggi, namun jika perbuatannya rendah, maka tidak ada harganya. Hanya akan ditakuti orang, tapi tidak disegani. Sebaliknya, walaupun miskin, tidak punya jabatan, tapi akhlaknya baik, maka akan disegani dan tidak ditakuti.

Pintar dan berakhlak itu mempunyai nilai yang tinggi, baik di hadapan Allah maupun  di hadapan manusia. Akan lebih tidak bernilai jika bodoh tapi tidak berakhlak. Orang berakhlak itu lebih penting daripada berilmu. Orang yang berilmu tapi tidak berakhlak lebih jahat, karena merusak dunia dan tatanan sosial.

Kanjeng Nabi SAW memberikan kriteria akhlak mulia. Sebagaimana disabdakan yang artinya: Pertama, memberi maaf kepada orang yang menzalimi, disakiti pun tidak membalas dengan yang menyakitkan. Justru malah dibalas kebaikan. Tidak pernah juga menyakiti, malah memberikan kesejukan dalam pergaulan.

Baca Juga :  Bursa kala Puasa

Kedua, menyambung persaudaraan kepada orang yang memutuskan. Walapun diboikot, tapi tetap mendatangi dan menyambut baik orang yang memutuskan persaudaraan. Ketiga, memberi pada orang yang tidak pernah memberi, pun mengawali memberi kepada orang yang tidak pernah memberi dengan roman muka yang baik.

Perilaku tersebut ada karena akhlak mulia.  Anak sekarang mengambil praktis, tidak pernah memikirkan akibat. Maka, hilanglah akhlak yang baik. Tutur kata, tindakan, serta sikapnya tidak mencerminkan ilmu yang didapat. Dibandingkan orang dulu, selalu hormat pada umur di atasnya, dan membungkukkan diri saat berjalan di depan orang tua.

Perbuatan generasi sekarang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan serta teknologi. Mencuatnya teknologi sangat mendominasi pada pengaruh sikap generasi. Ayo kembali pada budaya lama untuk membentuk karakter yang baik. Selamat berpuasa. Wallahu a’lam bis-sawab. ***(sat/c1)

NILAI manusia tidak terletak pada hartanya, tetapi pada moralnya. Biarpun kaya, jabatan tinggi, namun jika perbuatannya rendah, maka tidak ada harganya. Hanya akan ditakuti orang, tapi tidak disegani. Sebaliknya, walaupun miskin, tidak punya jabatan, tapi akhlaknya baik, maka akan disegani dan tidak ditakuti.

Pintar dan berakhlak itu mempunyai nilai yang tinggi, baik di hadapan Allah maupun  di hadapan manusia. Akan lebih tidak bernilai jika bodoh tapi tidak berakhlak. Orang berakhlak itu lebih penting daripada berilmu. Orang yang berilmu tapi tidak berakhlak lebih jahat, karena merusak dunia dan tatanan sosial.

Kanjeng Nabi SAW memberikan kriteria akhlak mulia. Sebagaimana disabdakan yang artinya: Pertama, memberi maaf kepada orang yang menzalimi, disakiti pun tidak membalas dengan yang menyakitkan. Justru malah dibalas kebaikan. Tidak pernah juga menyakiti, malah memberikan kesejukan dalam pergaulan.

Baca Juga :  Pendidikan Anak

Kedua, menyambung persaudaraan kepada orang yang memutuskan. Walapun diboikot, tapi tetap mendatangi dan menyambut baik orang yang memutuskan persaudaraan. Ketiga, memberi pada orang yang tidak pernah memberi, pun mengawali memberi kepada orang yang tidak pernah memberi dengan roman muka yang baik.

Perilaku tersebut ada karena akhlak mulia.  Anak sekarang mengambil praktis, tidak pernah memikirkan akibat. Maka, hilanglah akhlak yang baik. Tutur kata, tindakan, serta sikapnya tidak mencerminkan ilmu yang didapat. Dibandingkan orang dulu, selalu hormat pada umur di atasnya, dan membungkukkan diri saat berjalan di depan orang tua.

Perbuatan generasi sekarang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan serta teknologi. Mencuatnya teknologi sangat mendominasi pada pengaruh sikap generasi. Ayo kembali pada budaya lama untuk membentuk karakter yang baik. Selamat berpuasa. Wallahu a’lam bis-sawab. ***(sat/c1)

Most Read

Artikel Terbaru