23.9 C
Madiun
Tuesday, March 21, 2023

Imbas Perubahan Format Ujian Nasional, Fasilitas Komputer Terancam Muspro

NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Kontroversi perubahan format ujian nasional (UN) belum usai. Kali ini terkait ketersediaan komputer di sekitar 120 SMP –negeri dan swasta- yang seolah muspro. Pasalnya, ketika persyaratan jumlah komputer minimal satu untuk tiga siswa telah terpenuhi untuk menggelar UNBK, fasilitas itu terancam tidak digunakan lagi.

‘’Cukup disayangkan, sudah lama kita mempersiapkan sarpras, tiba-tiba (ujian nasional) ganti kebijakan menjadi asesmen,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Abimanyu Selasa (17/12).

Abimanyu mengaku belum mengetahui apakah sarpras yang biasa digunakan dalam UNBK tetap dipakai saat asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Namun, dia memastikan peranti komputer tetap dimanfaatkan, baik untuk pembelajaran setiap hari maupun ujian semester.

Baca Juga :  Harga Daging Ayam Kerek Inflasi

Dia menambahkan, penggunaan teknologi dalam ujian lebih efektif dan efisien. Jauh lebih hemat dibanding menggunakan kertas. Proses koreksi pun lebih mudah dan cepat sehingga meringankan beban guru. Selain itu, tidak membutuhkan banyak tempat penyimpanan.

Sebelumnya, Abimanyu khawatir perubahan format UN bakal semakin menurunkan minat belajar siswa. Menurutnya, meski sampai saat ini hasil UN masih menjadi salah satu komponen penerimaan siswa baru, tingkat antusiasme belajar mereka telah berkurang.

Dia juga menyatakan bahwa jika UN benar-benar berganti format, kelak peta kualitas pendidikan sulit diketahui. Sebab, setiap sekolah memiliki standar yang berbeda-beda dalam menentukan hasil kelulusan anak didiknya. (mg1/c1/isd)

NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Kontroversi perubahan format ujian nasional (UN) belum usai. Kali ini terkait ketersediaan komputer di sekitar 120 SMP –negeri dan swasta- yang seolah muspro. Pasalnya, ketika persyaratan jumlah komputer minimal satu untuk tiga siswa telah terpenuhi untuk menggelar UNBK, fasilitas itu terancam tidak digunakan lagi.

‘’Cukup disayangkan, sudah lama kita mempersiapkan sarpras, tiba-tiba (ujian nasional) ganti kebijakan menjadi asesmen,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan Ngawi Abimanyu Selasa (17/12).

Abimanyu mengaku belum mengetahui apakah sarpras yang biasa digunakan dalam UNBK tetap dipakai saat asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Namun, dia memastikan peranti komputer tetap dimanfaatkan, baik untuk pembelajaran setiap hari maupun ujian semester.

Baca Juga :  Delapan Orang Reaktif Korona, Pasar Mlilir Lockdown Sepekan

Dia menambahkan, penggunaan teknologi dalam ujian lebih efektif dan efisien. Jauh lebih hemat dibanding menggunakan kertas. Proses koreksi pun lebih mudah dan cepat sehingga meringankan beban guru. Selain itu, tidak membutuhkan banyak tempat penyimpanan.

Sebelumnya, Abimanyu khawatir perubahan format UN bakal semakin menurunkan minat belajar siswa. Menurutnya, meski sampai saat ini hasil UN masih menjadi salah satu komponen penerimaan siswa baru, tingkat antusiasme belajar mereka telah berkurang.

Dia juga menyatakan bahwa jika UN benar-benar berganti format, kelak peta kualitas pendidikan sulit diketahui. Sebab, setiap sekolah memiliki standar yang berbeda-beda dalam menentukan hasil kelulusan anak didiknya. (mg1/c1/isd)

Most Read

Artikel Terbaru