23.9 C
Madiun
Tuesday, March 21, 2023

Diterjang Hujan-Angin, Atap PAUD Al-Huda Ambyar

NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Belum genap sepekan, dua gedung pendidikan anak usia dini (PAUD) porak-poranda. Selasa petang Rabu (25/12), giliran PAUD Al-Huda, Dusun Tegalsari, Majasem, Kendal, diterjang hujan deras disertai angin kencang. Tidak hanya atapnya yang ambyar, sejumlah perlengkapan dan dokumen rusak. ‘’70 persen dokumen tidak dapat diselamatkan,’’ kata Sumarti, pemilik Yayasan PAUD Al-Huda.

Menurut dia, awalnya hujan dengan intensitas rendah turun disertai angin. Sekitar pukul 11.00 hujan semakin deras. Angin pun kian kencang berembus. ‘’Terdengar suara gemuruh seperti ombak tidak sampai tiga menitan,’’ ungkapnya sembari menyebut atap dan kerangka bangunan beterbangan dan jatuh di depan rumahnya yang hanya berjarak belasan langkah dari gedung PAUD itu.

Sesaat setelah hujan reda, Sumarti dan keluarganya melihat kondisi PAUD yang sudah berantakan. Beberapa peralatan dan dokumen terendam air. Seluruh atap berhamburan kecuali bagian selatan yang posisinya lebih rendah dari bangunan utama. ‘’Hanya permainan di halaman PAUD yang kondisinya masih utuh,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Sekda Ngawi: Bentuk UPT Benteng Van den Bosch Dulu, BLUD Kemudian

Hanya gedung PAUD ini yang terdampak. Sedangkan bangunan di sekitarnya utuh. Bahkan, tidak ada pepohonan yang tumbang. Diduga lantaran sekolah ini berada di utara lapangan sepak bola. Sehingga, langsung menerjang tanpa halangan pohon maupun bangunan lain. ‘’Mungkin kalau tidak terhalang pohon-pohon di samping rumah, serpihan atap mengenai rumah saya,’’ tuturnya.

Akibat kerusakan itu, belasan murid terancam tidak dapat melakukan kegiatan belajar-mengajar. Sudah hampir tiga tahun gedung tersebut digunakan untuk proses pembelajaran. Dua tahun sebelumnya di rumah Sumarti. ‘’Padahal sebentar lagi anak-anak sudah masuk, setelah liburan semester,’’ katanya.

Pun lantaran beberapa dokumen rusak, perlu tenaga ekstra untuk mebuatnya lagi. Padahal rencana semester ini sudah reakreditasi lagi. Namun, hanya sekitar 30 persen berkas yang dapat diselamatkan. ‘’Harus mulai dari nol lagi,’’ keluhnya sembari berharap segera ada perbaikan agar proses belajar-mengajar tidak terganggu. (mg1/c1/sat)

NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Belum genap sepekan, dua gedung pendidikan anak usia dini (PAUD) porak-poranda. Selasa petang Rabu (25/12), giliran PAUD Al-Huda, Dusun Tegalsari, Majasem, Kendal, diterjang hujan deras disertai angin kencang. Tidak hanya atapnya yang ambyar, sejumlah perlengkapan dan dokumen rusak. ‘’70 persen dokumen tidak dapat diselamatkan,’’ kata Sumarti, pemilik Yayasan PAUD Al-Huda.

Menurut dia, awalnya hujan dengan intensitas rendah turun disertai angin. Sekitar pukul 11.00 hujan semakin deras. Angin pun kian kencang berembus. ‘’Terdengar suara gemuruh seperti ombak tidak sampai tiga menitan,’’ ungkapnya sembari menyebut atap dan kerangka bangunan beterbangan dan jatuh di depan rumahnya yang hanya berjarak belasan langkah dari gedung PAUD itu.

Sesaat setelah hujan reda, Sumarti dan keluarganya melihat kondisi PAUD yang sudah berantakan. Beberapa peralatan dan dokumen terendam air. Seluruh atap berhamburan kecuali bagian selatan yang posisinya lebih rendah dari bangunan utama. ‘’Hanya permainan di halaman PAUD yang kondisinya masih utuh,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Pengisian Perangkat Desa di Ngawi Tunggu Revisi Perbup

Hanya gedung PAUD ini yang terdampak. Sedangkan bangunan di sekitarnya utuh. Bahkan, tidak ada pepohonan yang tumbang. Diduga lantaran sekolah ini berada di utara lapangan sepak bola. Sehingga, langsung menerjang tanpa halangan pohon maupun bangunan lain. ‘’Mungkin kalau tidak terhalang pohon-pohon di samping rumah, serpihan atap mengenai rumah saya,’’ tuturnya.

Akibat kerusakan itu, belasan murid terancam tidak dapat melakukan kegiatan belajar-mengajar. Sudah hampir tiga tahun gedung tersebut digunakan untuk proses pembelajaran. Dua tahun sebelumnya di rumah Sumarti. ‘’Padahal sebentar lagi anak-anak sudah masuk, setelah liburan semester,’’ katanya.

Pun lantaran beberapa dokumen rusak, perlu tenaga ekstra untuk mebuatnya lagi. Padahal rencana semester ini sudah reakreditasi lagi. Namun, hanya sekitar 30 persen berkas yang dapat diselamatkan. ‘’Harus mulai dari nol lagi,’’ keluhnya sembari berharap segera ada perbaikan agar proses belajar-mengajar tidak terganggu. (mg1/c1/sat)

Most Read

Artikel Terbaru