Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Ngawi menjamin perbaikan Pasar Besar Ngawi (PBN) tanpa diikuti boyongan pedagangnya. Sebab perbaikan guna mengoptimalisasi operasional pasar semimodern itu tidak menyeluruh.
Kalangan pedagang mengeluhkan operasi pasar (OP) yang dilaksanakan Pemkab Ngawi maupun Pemprov Jatim belakangan. Selain harga sejumlah komoditas masih tinggi, operasi pasar membuat pedagang kehilangan pembeli.
Eksistensi Pasar Besar Ngawi (PBN) disorot kalangan legislatif setempat. Banyak kios kosong di pasar tradisional semi modern yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo 2021 lalu itu.
Puluhan kios Pasar Besar Ngawi (PBN) kosong melompong. Tiada pedagang menempati 55 kios dari total 485 di lantai satu dan dua. Dinas perdagangan, perindustrian, dan tenaga kerja (DPPTK) beralasan kekosongan itu efek belum beralih statusnya pengelolaan pasar rakyat semimodern tersebut.
Pemkab Ngawi belum leluasa mengelola Pasar Besar Ngawi. Menyusul aset bangunannya belum dihibahkan oleh pemerintah pusat. Terhitung sejak pasar rakyat itu dibangun ulang dua tahun lalu.
Pengelola Pasar Besar Ngawi (PBN) mengkaji sistem parkir modern. Wacana itu demi menggenjot pendapatan asli daerah (PAD) dari pasar rakyat yang dibangun ulang pemerintah pusat pada 2020 itu.
Awal tahun 2023 yang kurang bersahabat bagi sebagian ibu rumah tangga di Ngawi. Pasalnya, harga sejumlah bahan pokok dapur di Pasar Besar Ngawi (PBN) merangkak naik.
Upaya BRI dalam mendorong digitalisasi pasar tradisional semakin nyata. Melalui program pasar.id, produktifitas dan kreativitas pedagang bakal semakin terpacu. Dari yang sebelumnya berjualan konfensional, kini mereka mampu menyesuaikan perkembangan teknologi dengan berniaga secara online.
Harga telur ayam ras di Pasar Besar Ngawi (PBN) naik signifikan dalam empat hari terakhir. Jumat (19/8), harga satu kilogramnya Rp 30 ribu. Nyaris menyamai harga daging ayam ras Rp 34 ribu per kilogram yang dijual di pasar rakyat itu.