PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dan Sarihusada peduli akan pengembangan kualitas pendidikan di Pacitan. Hal itu diwujudkan dalam bentuk penyaluran program corporate social responsibility (CSR) berupa perbaikan sarana pendidikan di SDN 1 Ngumbul, Tulakan pada Kamis (23/2) lalu.
Masih banyak fasilitas penunjang pendidikan di Pacitan yang tidak memadai. Berdasar data Dindik Pacitan, ada belasan sekolah dasar negeri (SDN) yang membutuhkan perbaikan berat. Namun, pada 2023 ini, baru enam SDN yang mendapat jatah rehab.
Kebijakan enam hari sekolah dalam seminggu masih dipedomani oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan. Meski kondisi itu dianggap bertolak belakang dengan Permendikbud 23/2017 tentang lima hari sekolah.
Tak...tok...tak...tok. Bunyi-bunyian seperti itu menusuk telinga di mana-mana. Bunyi hasil mainan berwujud dua bola keras bertali, latto-latto namanya. Ngehits-nya mainan itu mendapat perhatian khusus dari pemkab.
Selagi menunggu izin turun, Pemkab Ngawi dan Polije menyosialisasikan penerimaan mahasiswa baru tahun ini. Seluruh kepala SMA sederajat se-Ngawi serta perwakilan dari daerah tetangga diundang Kamis (12/1) lalu.
Belakangan makin banyak sekolah dasar (SD) di Pacitan kekurangan murid. Bahkan, tidak sedikit sekolah dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun lalu, sama sekali tidak mendapatkan siswa alias nol pendaftar.
Demam latto-latto yang kini tengah merebak mulai mengundang keresahan di kalangan pendidik. Pasalnya, selain dinilai mengganggu konsentrasi belajar, di sejumlah daerah mainan yang juga dikenal dengan sebutan thek-thekan itu telah memakan korban meski tidak sampai hilang nyawa.
Program pengadaan laptop SD-SMP negeri di Kota Madiun terus berproses. Terkini, dindik setempat meninjau langsung sejumlah pabrik calon rekanan penyedia barang untuk memastikan ketersediaan komputer jinjing yang akan dipesan.
Seluruh SMPN di Magetan sejatinya pernah menerapkan full day school (FDS). Akan tetapi, pelaksanaannya di 39 lembaga pendidikan tidak awet dengan hanya bertahan setahun.