Pandemi Covid-19 memang sudah melandai. Namun efek yang ditimbulkan bagi dunia usaha cukup kentara. Buktinya, tak sedikit warga Magetan yang menganggur di tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kota ini pada 2021 turun 6,39 persen. Saat ini, TPT Kota Madiun menduduki peringkat 10 besar se-Jawa Timur.
Ratusan warga Kabupaten Madiun dipastikan kehilangan pekerjaan. Sebab, PT Karya Budisentosa (KB), pabrik sepatu di Kedungrejo, Pilangkenceng, bangkrut. Parahnya, hak pekerja itu belum terbayarkan hingga kini.
Mulai normalnya roda ekonomi pascapandemi Covid-19 tahun ini belum mampu mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Madiun. Sebaliknya, justru meningkat.
Tindak pidana korupsi (tipikor) rentan terjadi di semua tingkatan pemerintahan. Karena itu, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengingatkan pimpinan daerah agar tidak berbuat yang berseberangan dengan upaya pemberantasan korupsi.
Stabilitas keuangan perusahaan industri alas kaki di Ngawi sedang goyah. Menyusul turunnya permintaan barang dari sejumlah negera imbas konflik Ukraina dengan Rusia. Persentasenya disebut mencapai 50 persen.
Jumlah pencari kerja (pencaker) di Kabupaten Madiun diprediksi meningkat tahun ini. Itu bisa dilihat dari pemohon kartu kuning per Juni lalu yang mencapai 1.535 orang. ‘’Rata-rata per bulan 255 pemohon,’’ kata Kabid Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Penta dan PKK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Madiun Hengky Sukarno, Rabu (5/10).
Dampak agresi Rusia ke Ukraina merembet sampai Ngawi. Sedikitnya 225 pekerja pabrik pakaian di Kecamatan Karangjati dirumahkan sementara. Pemberhentian tak permanen sejak Agustus lalu itu buntut tidak stabilnya neraca keuangan perusahaan.
Pengangguran di Ngawi didominasi lulusan SMK. Dinas perdagangan, perindustrian, dan tenaga kerja (DPPTK) mencatat angka pengangguran terbuka mencapai 21.216 jiwa tahun lalu. ‘’Sembilan persen di antaranya lulusan SMK,’’ kata Kabid Tenaga Kerja DPPTK Ngawi Supriyadi, Senin (26/9).
Masalah pengangguran yang timbul dari pandemi Covid-19 belum sepenuhnya terurai. Namun, tahun ini angka pengangguran terancam kembali terkerek imbas kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.