Polres Ngawi berhasil amankan tiga terduga pelaku insiden pengeroyokan di Ngawi pekan lalu. Yakni, Galih Asmara,18, warga Kecamatan Semin, Gunung Kidul; Yoga Dwi Cahyono,19, warga Kecamatan Widang, Tuban, dan satu anak di bawah umur dari Yogyakarta.
Kerja polisi bukan hanya menumpas kejahatan. Di Ngawi, 250 anggota korps baju coklat ikut terlibat menangani stunting. Keberhasilan program yang dinamakan Pentul Melikan itu mengantarkan Polres Ngawi merengkuh dua penghargaan pemerintah pusat.
Stigma miring di lingkungan Sidomakmur, Kelurahan Ketanggi, Ngawi, coba dibersihkan. Warga ingin kawasan di sebelah timur Pasar Besar Ngawi itu menjadi kampung tangguh anti-narkoba. Untuk itu, tes urin dilakukan kemarin (7/3).
Polres Ngawi mengusulkan pengadaan palang pintu kereta api (KA) di 26 titik ke Pemkab Ngawi. Permohonan itu guna meningkatkan keselamatan pengguna jalan di perlintasan KA sebidang.
Ini dapat dijadikan pelajaran bagi kaum pria yang punya fantasi seks nyeleneh. Penjara menanti Prastiyo dan Maryono atas perbuatannya memamerkan alat kelamin di muka umum.
Berakhir sudah hobi nyeleneh Prastiyo, 35, warga Desa Gelung, Paron, Ngawi. Pria yang hobi memamerkan alat kelamin di tempat umum itu kini ditangkap polisi. Hasil penyelidikan atas laporan sejumlah korban.
Akhir dari rangkaian penyelidikan kematian Ahmad Romdhon begitu memilukan. Satreskrim Polres Ngawi mengungkap bahwa pria 45 tahun itu tewas dibunuh Anis Puji Lestari, 32, saat tidur di kamar rumah Desa Sirigan, Paron, Sabtu (18/2) subuh. Perempuan yang tidak lain istri korban itu ditetapkan sebagai tersangka tiga hari berselang (21/2).
Dugaan Ahmad Romdhon tewas dibunuh memunculkan tanda tanya besar tetangganya. Siapa dan apa motif yang membuat pelaku tega menghabisi nyawa bapak satu anak itu. Apalagi, pria 47 tahun itu dikenal pendiam. ‘’Korban jarang keluar rumah dan tidak pernah neko-neko,’’ kata Suyanto, kepala desa (Kades) Sirigan, kemarin (20/2).