Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjamin layanan untuk para pesertanya merupakan yang terbaik. Hal itu terlihat saat pimpinan BPJS Ketenagakerjaan Ponorogo menjenguk salah satu pesertanya yang tengah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Harjono Ponorogo.
Kondisi CE, siswa kelas XII SMKN Slahung yang terkena ledakan handphone di wajahnya kian membaik. Bengkak di kedua mata sudah mulai mengecil dari sebelumnya.
Pakar teknik elektro membeberkan baterai melembung bisa menjadi salah satu pemicu meledaknya handphone. Itu karena overheat atau terlalu panas. Berbeda dengan komponen lainnya, baterai bertugas penting menyimpan daya sebagai energi utama gawai agar dapat beroperasi.
Kondisi CE mulai membaik sejak dirawat di rumah sakit. Statusnya sekarang tergolong pasien dengan gejala ringan. Berbeda dengan hari perdana dirawat masih berstatus gawat darurat.
CE seharusnya mengikuti pelajaran di kelas selayaknya teman sebayanya guna mempersiapkan ujian sekolah tahun ini. Namun, sejak Selasa (17/1) siswa kelas XII SMKN Slahung itu terbaring di Ruang Flamboyan RSUD dr. Harjono. Dia harus menahan rasa sakit pada kedua matanya yang terkena ledakan dari handphone miliknya saat mengikuti pelajaran di kelas.
CE, 16, masih tergeletak di ranjang RSUD dr Harjono, Ponorogo, Rabu (18/1). Siswi SMKN Slahung tersebut mengalami luka bakar di bagian mata kanannya. Sementara, mata kiri CE buram saat digunakan melihat.
Menurut kacamata medis, kondisi yang dialami Tiara Maleeha Rabbani disebut dengan anensefali. Di mana bayi terlahir dengan struktur tempurung otaknya tidak terbentuk. Anensefali tergolong kasus sangat langka di Indonesia. Jumlahnya kurang dari 15 ribu kasus pertahun.
Tiara Maleeha Rabbani sedang berjuang memperoleh kesembuhan. Anak pasangan Tulus Heri Siswono-Maya Mujayani, itu sejak dilahirkan tidak memiliki tempurung kepala.
Komunikasi antar organisasi perangkat daerah (OPD) diperlukan guna meningkatkan pelayanan masyarakat. Termasuk dalam penanganan jenazah seorang berinisial P asal Desa Baosan Kidul, Ngrayun di RSUD dr. Harjono, Kamis (27/10).
Demam berdarah dengue (DBD) di Ponorogo fluktuatif. Hingga 19 September, RSUD dr Harjono telah menangani 12 kasus. Pekan pertama (4-10 September) terdapat sembilan kasus, pekan kedua (11-19 September) tiga kasus DBD. ‘’Data yang saya terima pagi, ada tiga pasien. Tapi, siangnya tersisa satu pasien, dua sudah pulang,’’ kata S. Joko Handoko, Kasubag humas dan publikasi RSUD dr Harjono, Kamis (22/9).