Kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Kaliabu semakin mengkhawatirkan. Secara hitungan matematis, TPA di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, itu sudah penuh tahun ini. Namun, berkat sejumlah upaya yang dilakukan dinas terkait, masa tampungnya mampu diperpanjang hingga dua tahun ke depan.
Pemkot Madiun tak mau setengah-setengah memanfaatkan hasil pengolahan sampah menjadi gas metan (CH4). Terbaru, memasang pipa penangkap gas tersebut di zona aktif baru.
Jumlah sampah di Pacitan cukup tinggi. Untuk memudahkan pengangkutan limbah rumah tangga itu, Pemkab Pacitan bakal membangun tempat pengolahan sampah (TPS) dengan sistem 3R (reduce, reuse, recycle).
Tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Milangasri kian tinggi. ‘’Dibandingkan 2021, produksi sampah tahun lalu meningkat 2.709 ton,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Magetan Saif Muchlissun, Sabtu (7/1).
TPA Dadapan mulai tahun depan sedikit longgar. Meski sudah overload, satu-satunya TPA yang saat ini beroperasi itu akan dikembangkan dengan menambah shelter baru.
Kapasitas Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Dadapan, Pringkuku dinyatakan sudah overload sejak 2017 lalu. Karena itu, DLH Pacitan berupaya melakukan sejumlah terobosan pengelolaan sampah untuk memperlambat masa penggunaan TPA Dadapan tersebut.
Penataan kawasan kota yang rapi dan bersih bukan slogan semata. Tidak hanya “jerawat” kabel semrawut yang mesti dibabat. Sampah pun haram hukumnya berserakan di jantung kota ini. Sehingga, Wali Kota Madiun Maidi ingin kota ini kembali bersih selepas perayaan Nataru.
Perayaan malam pergantian tahun, Sabtu (31/12) lalu, menyisakan serakan sampah di Pacitan. Dalam semalam saja, dinas lingkungan hidup (DLH) mengumpulkan 495 kilogram (kg) sampah hanya di seputaran Alun-Alun Pacitan.
Jumlah sampah masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Selopuro, Ngawi, saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 menyusut dibandingkan momen serupa tahun lalu. Bila sebelumnya 37 ton per hari, kali ini turun menjadi 30 ton. Artinya, berkurang tujuh ton.