Perjalanan sejarah permukiman pecinan di Kota Madiun ternyata memiliki dinamika menarik. Awalnya, warga keturunan Tionghoa di Kota Pendekar bermukim membaur dengan penduduk lokal.
Perjalanan sejarah pecinan di Kota Madiun tidak hanya ditandai bangunan Kelenteng Hwie Ing Kiong. Rumah Njoo Kie Siong di Jalan Kolonel Marhadi yang kini difungsikan sebagai kedai kopi juga menjadi bagian penting jejak sejarah pecinan di Kota Pendekar.
Pengaruh budaya Tiongkok di Kota Madiun diyakini telah ada sejak beberapa abad silam. Tidak terkecuali yang berkaitan dengan keberadaan bangunan tempat ibadah. Kelenteng Hwie Ing Kiong, misalnya.
Festival Kampung Pecinan di Jalan Barito yang resmi dibuka, Kamis (19/1) disambut antusias. Ratusan warga tumpah ruah di ruas jalan yang dulu dikenal dengan sebutan Gang Tengah itu untuk berburu kuliner khas Tionghoa yang disediakan puluhan stan pelaku UMKM.
Ruang terbuka hijau (RTH) tak hanya menjadi tempat warga berekreasi. Kunjungi saja Taman Obor. RTH di Kelurahan Oro-Oro Ombo ini tak hanya asri. Di Taman Obor, pengunjung juga bisa belajar mengenai sejarah perjuangan bangsa ini dalam merebut kemerdekaan.
Masjid Kuno Kuncen menjadi salah satu penanda sejarah perkembangan Islam di wilayah Madiun Raya. Masjid tersebut hingga kini terus dipelihara dengan baik oleh Pemkot Madiun. Bahkan, statusnya kini ditetapkan sebagai cagar budaya.
Kabupaten Magetan beruntung memiliki salah satu putra terbaik bangsa, RMTA Soerjo. Dia lahir di Magetan, 9 Juli 1898. Pahlawan nasional yang juga pernah menjabat Bupati Magetan pada 1938-1943.
Pacitan kental dengan jejak perjuangan. Selain dijadikan lokasi gerilya oleh Panglima Sudirman dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, namun juga menjadi tempat pergerakan melawan pemberontakan PKI 1948 oleh KH Hamid Dimyati.