Dukungan diberikan pelaku usaha hotel dan restoran agar Telaga Sarangan menyandang predikat green tourism. Dengan mengembalikan keasrian Sarangan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Magetan optimistis objek wisata tersebut kian ramai disambangi pelancong.
Wacana elektrifikasi pada jasa penyewaan speedboat di Telaga Sarangan menemui batu sandungan. Para pelaku usaha menolak wacana tersebut karena kurang yakin dengan mesin bertenaga listrik.
Kunci merealisasikan visi pengembangan Telaga Sarangan adalah tata kelola yang profesional. Di mata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Magetan Elmy Kurnianto Widodo, pemkab perlu memiliki badan usaha milik daerah (BUMD) khusus untuk mengelola Sarangan.
Pertemuan antara Pemkab Magetan dan PT Inka Jumat (17/6) lalu membuka peluang kolaborasi dalam pengembangan Telaga Sarangan. Kedua pihak saling menjajaki potensi kerja sama untuk mewujudkan visi Sarangan sebagai green tourism destination.
Uluran tangan investor dibutuhkan pemkab dalam mengembangkan Telaga Sarangan. Butuh dana yang tak sedikit untuk menggarap berbagai fasilitas supaya lebih representatif.
Kelanjutan pembangunan kantong parkir baru Telaga Sarangan tertunda satu tahun anggaran. Akibatnya, berbagai fasilitas di kantong parkir baru belum dapat difungsikan.
Bukan pilihan bijak bila berkunjung ke Telaga Sarangan saat turun hujan. Pasalnya, destinasi wisata tersebut minim fasilitas peneduh. Wisatawan bakal kesulitan mencari tempat berlindung dari hujan yang mengguyur.